SEBUAH KISAH: Stella Duce (Bagian 08)
Sebagai
mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, kami dipersiapkan untuk menjadi seorang guru yang handal, menguasai ilmu biologi, sekaligus menguasai ilmu pedagogis.
Untuk menyiapkan semua itu, mahasiswa diberikan program Kuliah Praktik Lapangan,
yakni terjun ke sekolah untuk berlatih mengajar siswa di kelas. Pihak kampus
akan memberikan surat rekomendasi ke sekolah yang ditentukan sendiri oleh
mahasiswa. Kampus hanya menyedikan informasi sekolah-sekolah yang dapat
dijadikan mitra praktik mengajar.
Saya
dan seorang teman kampus bersepakat menunggu teman-teman sejurusan menentukan
sekolah tujuan. Terakhir tinggal tersisa sekolah yang sering dihindari para
mahasiswa, yaitu SMA Kolose De Britto, dan SMA Stella Duce. Kedua sekolah itu
dihindari karena kabarnya dikenal para siswanya pintar-pintar namun terkenal
juga suka menjahili guru praktik.
Karena
tinggal dua sekolah, tidak ada pilihan lain. Saya dan teman saya kemudian
memilih salah satu. Teman saya memilih SMA Kolose De Britto. Maka saya kebagian
SMA Stella Duce. SMA Kolose De Britto
merupakan sekolah homogen laki-laki, sedangkan SMA Stella Duce merupakan
sekolah homogen perempuan. Singkat cerita, saya berhasil menyelesaikan tugas
praktik lapangan di SMA Stella Duce tanpa hambatan berarti.
Isu
mengenai SMA Stella Duce hanya benar 50% yaitu siswanya pintar-pintar dan kritis.
Isu lainnya yang mengatakan suka menjahili guru praktik tidak terbukti, paling hanya 10%,
yakni ketika saya datang ke sekolah sekumpulan siswi berdiri mengelilingi saya sambil
bergandengan tangan. Cara saya mengatasi adalah dengan cara berbicara dengan
tenang, minta permisi akan lewat, maaf kalau nanti saya sampai menabrak dan
menyentuh tubuh kalian siswa yang cantik dan pintar-pintar. Hasilnya, mereka
membuka kerumunan dan membiarkan saya masuk ke ruang guru untuk bersiap
berlatih mengajar di kelas.
Komentar
Posting Komentar