SEBUAH KISAH: Bersepeda ke kampus (Bagian 02)

 


Dari rumah sepupu, setiap hari kuliah saya menumpang kendaraan umum yang melayani penumpang dengan rute melalui jalan Gejayan, lokasi beradanya kampus IKIP Negeri Yogyakarta. Demikian saya lakukan kurang lebih selam 3 bulan. Pada bulan ke empat, ibu membeikan saya sebuah sepeda jengki seharga 60 ribu rupiah. Untuk ukuran jaman itu, uang 60 ribu rupiah merupakan jumlah yang tidak sedikit. Sebagian uang diperoleh dari penjualan sepeda saya yang telah mengantar saya berkeliling Gunung Kidul.

Ketika saya tanya, kenapa mesti membeli sepeda jengki, sepeda saya toh masih bisa dipakai. Ibu menjawab, sepedamu sudah tua, tidak pantas kalau harus masuk parkiran kampus. Inilah hebatnya ibu saya. Bisa mengerti perasaan anaknya. Lalu bagaimana cara pembayaran sisanya? Di sini ibu kembali terlihat hebat. Beliau menghitung jumlah biaya naik kendaraan umum selama 4 tahun. Jika dikumpulkan bisa beli dua buah sepeda. Lagi pula, sepeda itu dibeli dari saudara sepupu, yang pembayarannya bisa dicicil, sampai lunas.

Sayangnya, saya ternyata tidak kerasan tinggal di rumah sepupu. Saya hanya kerasan sampai akhir semester pertama kuliah. Gara-garanya, bangunan yang saya tempati dilakukan renovasi, sehingga saya terpaksa menginap di rumah saudara sepupu, dan tinggal bersama-sama, termasuk dalam hal menggunakan tempat tidur. Bersama.  Selama ini saya terbiasa tidur di tempat tidur sendiri. Pada semester kedua, saya menyewa sebuah kamar kos di sebelah utara kampus. Dengan demikian saya kembali menjadi anak kos.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)