SEBUAH KISAH: Puisi Penuh Cinta (Bagian 14)

 


Saat menjelang sore, angin lembut mengusap wajah tirusku,

Terasa sejuk menelusur jiwa dan ragaku

Badai tidak lagi berdaya, oleh elusan lembut tangan-tangan cinta.


Di bawah sinar rembulan,  dan cahaya bintang-bintang,

Kupercepat langkah kakiku,

Menuju mimbar penuh harapan.

 

Di atas segala harapan, kugenggam erat supucuk bunga mekar,

Ku bawa dalam peluk mesraku,

Untuk ikut merasakan debar jantungku.

Menuju mimbar ilmu.

 

Jiwa dan ragaku merasakan hangatnya cinta,

Jiwa dan ragaku merasakan setiap senyuman,

Jiwa dan ragaku melangkah ke mimbar penuh bahagia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)