CERITAKU: Pindah Kos (Bagian 18)

 


Walau lokasinya cukup dekat dengan sekolah, saya tidak betah tinggal di kamar kos. Penyebabnya, sumur yang menjadi sumber air milik ibu kos sangat dalam, sementara ember yang digunakan sebagai timba cukup besar sehingga saya kesulitan menimba air. Setelah meminta ijin orang tua, saya bermaksud pindah rumah kos yang sumurnya tidak terlalu dalam. Ayah dan ibu mengijinkan.

Saya mencari informasi ke teman-teman saya, adakah kos-kosan yang masih kosong. Salah satu teman kelas saya memberi tahu bahwa rumah kos di dekat tempat kos yangn ia tinggali masih ada satu kamar yang bisa disewa. Melalui teman saya itu, saya menyampaikan minat untuk pindah kos. Suatu hari, saya diantar teman saya menemui bapak kos, dan mengutarakan keinginan saya tinggal di rumah kos beliau. Setelah setuju dengan harga sewa, saya dipersilakan untuk segera pindah kos. Di tempat kos inilah saya tinggal sampai kelulusan dari SMA Negeri I Wonosari.

Jarak kos yang baru ini agak jauh dari sekolah. Untuk beberapa lamanya, saya mencoba jalan kaki setiap berangkat dan pulang sekolah. Namun, rupanya cukup melelahkan. Sehingga saya memutuskan akan membawa sepeda saya dari rumah ke Wonosari untuk saya gunakan sebagai alat transportasi ke sekolah.

Lokasi tempat kos yang baru ini berada di belakang SMA Negeri II Wonosari. Setiap sore saya ikut berolah raga di lapangan sekolah bersama teman-teman di SMA Negeri II. Hal itu dimungkinkan karena salah satu teman kos saya bersekolah di SMA Negeri II. Memiliki banyak teman memang memberi keuntungan. Selain berolah raga bersama, sering juga kami melakukan diskusi dan belajar bersama. Seru rasanya belajar bersama teman-teman yang berbeda sekolah. Kadang kami bercanda saling membanggakan sekolah masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)