CERITAKU: Perbuatan Iseng, bisa lucu atau merugikan (Bagian 30)
Beberapa
kali saya menonton pertandingan sepak bola di lapangan Jeruk Sari, stadion milik
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Jarak dari tempat kos saya cukup jauh. Namun
karena memang suka sepak bola saya bersama teman-teman kos selalu menyempatkan
waktu untuk menonton pertandingan yang dilaksanakan di stadion kebanggaan
masyarakat Gunung Kidul, khususnya warga yang tinggal di sekitar kota Wonosari.
Bapak
kos ternyata juga sangat menyukai sepak bola. Ketika di stadion Jeruk Sari ada
pertandingan sepak bola, kami sering mengajak beliau pergi menonton bersama.
Suatu hari, sepulang sekolah saya berniat mengisengi bapak kos. Ketika beliau
sedang santai di ruang tamu, saya berteriak dari luar. “ Pak Lik, yuk nonton
bola”. Mendengar teriakan saya, beliau dengan antusias mengiyakan. Sejenak kemudian beliau sudah
siap berangkat bersama kami. Lalu beliau bertanya, nonton bola di mana? Saya
jawab” Nonton di toko, Pak Lik. Ada banyak bola”.
Pernah
juga, saya membuat keisengan yang yang saya anggap lucu, namun setelah terjadi
saya merasa menyesal, dan tidak akan mengulanginya lagi. Peristiwanya berkaitan
dengan hajat harian, yakni masalah jamban. Setiap pagi, biasanya saya menjadi
orang pertama yang pergi ke kamar mandi. Pagi itu, setelah saya buang air besar di jamban, saya mengunci pintu jamban
dari luar seolah-olah ada yang sedang buang air besar. Melihat keadaan demikian,
banyak yang terpaksa menunggu agak lama untuk menunggu giliran. Setelah sekian lama,
banyak yang baru sadar bahwa pintu itu dikunci dari luar, sebab ketika
dipanggil-panggil siapa yang sedang di dalam tidak ada suara yang menyahut.
Komentar
Posting Komentar