KISAH NYATA: Saat Hujan Rintik-rintik (Bagian 02)

 


Saya memantapkan hati untuk berbicara dengan Anastasia mengenai perasaan saya terhadap dia. Sore hari sepulang dari latihan paduan suara dalam persiapan perayaan Paskah di rumah pak dalang, kami para mudika berjalan kembali menuju gereja. Ketika tiba di depan rumah Anastasia, saya bertanya apakah boleh mampir ke rumahnya. Dia memperbolehkan, barangkali mengira saya hanya berbasa-basi. Nyatanya saya memang mampir.

Saat itu hari Kamis, tanggal 1 Maret. Anastasia menerima saya di teras rumah. Kami duduk di sebuah kursi panjang. Hari itu cuaca seakan tahu perasaan saya. Hujan rintik-rintik membasahi bumi. Uara menjadi sejuk, cenderung dingin. Tetapi jiwa saya bergolak panas, antara ragu-ragu dan  bisikan hati untuk segera menyatakan perasaan.

Dengan menguatkan perasaan, saya menyatakan bahwa saya mencintai Anastasia. Dia terdiam sejenak. Dengan suara perlahan dia berkata,”Sebenarnya saya juga suka dengan panjenengan, tetapi saya takut menyakiti perempuan lain”. Anastasia menyadari bahwa ada perempuan lain yang memiliki perasan kepada saya. Namun setelah saya mengatakan bahwa perasaan saya hanya kepadanya, dia menerima saya menjadi kekasih.

Untuk sementara, agar tidak menjadikan berita yang tersebar kemana-mana, kami bersepakat bahwa tidak akan menceritakan kesepakatan kami untuk saling mencintai. Oleh sebab itu, ketika kami berkegiatan di gereja, kami bersikap seperti biasa, tanpa terlihat hal-hal yang istimewa di antara kami berdua. Tetapi hubungan kami semakin menjadi terbuka, setelah kami bercerita kepada orang tua kami masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)