CERITAKU: Ternyata Masih Saudara (Bagian 40)

 


Kata orang, masa-masa SMA adalah masa yang terindah. Banyak kenangan kebersamaan bersama teman-teman yang terukir dengan sendirinya dalam setiap perjumpaan. Kami bertumbuh dan berkembang bersama. Perkembangan fisik sangat kentara, demikian juga perkembangan sikap dan perasaan. Kadang dalam perbicagan kelompok terjadi curhat-curhat tentang hubungannya dengan orangtua, tentang perasaan suka pada lawan jenis baik di kelas 3 MIPA 2 maupun di kelas lain. Kadang juga berbincang hal serius mengenai masa depan, mau kuliah dimana dan mau bekerja di bidang apa.

Pengalaman pribadi saya, selama tiga tahun ini ternyata tanpa saya sadari, ada seorang teman yang masih saudara, walau saudara jauh. Ceritanya, selepas SMA, saya berkunjung rumah Saiffudin Efendi. Rumah Saiffudin Efendi ini berada di ujung gang saat keluar dari tempat kos saya. Di sana saya ketemu dengan seorang kenalan saya di desa sebelah. Rupanya dia saudara Saiffudin Efendi, anak dari kakaknya ayah Saiffudin. Setelah ngobrol, kenalan saya itu rupanya memiliki saudara jauh yang rumahnya di Candi, yang depannya ada gereja katolik. Namanya mbah Marto. Mbah Marto ini adalah bude saya.  Mengetahui hal tersebut saya dan Saiffudin  berpelukan. Semua anggota keluarganya menyalami saya, dan bersikap sangat ramah.  Saya diterima layaknya sebagai saudara, bukan lagi sekedar teman dari Saiffudin Efendi yang selama ini menjadi teman sekelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)