KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)

 



Salah satu kewajiban kami sebagai orang tua yakni mendidik anak-anak yang telah dipercayakan oleh Tuhan kepada kami. Tuhan menganugerahkan 3 orang anak ke tengah keluarga kami. Maka, sebagaimana janji yang telah kami ucapkan pada saat saling memberikan sakramen perkawinan di hadapan altar Tuhan, kami mendidik anak-anak menurut ajaran gereja katolik. Sedari kecil, anak-anak sudah kami kenalkan kepada kehidupan bergereja.

Tahapan yang dilalui anak-anak dalam perjalanan hidup bergereja yaitu menerima sakramen baptis, sakramen krisma, dan sakramen ekaristi. Anak-anak sudah melalui ketiga hal tersebut. Selain hal tersebut, kami berusaha mendidik anak-anak untuk memiliki tanggung jawab sebagai umat Allah dengan melibatkan mereka dalam kegiatan pelayanan di gereja, yaitu menjadi misdinar. Sebagai orang tua, kami sangat bangga akan ketekunan anak-anak kami sebagai misdinar. Kami juga berusaha memberikan teladan hidup secara katolik, peduli pada sesama, terlibat aktif di lingkungan, pelayanan di gereja, dan hadir dalam misa.

Dalam menghadapi persoalan yang kami hadapi, kami menerapkan sikap demokratis. Berdiskusi bersama anak-anak untuk mencari solusi. Kami berusaha membangun keharmonisan agar keluarga kami senantiasa dalam suasana yang penuh kebersamaan, saling menghormati, saling mengasihi, dan saling peduli.

Dalam hal pendidikan di sekolah, setelah anak-anak menyelesaikan pendidikan di SD Katolik, sebagai orang tua memberi kemerdekaan bagi anak-anak untuk memilih sekolah lanjutan, dan memilih jurusan sesuai dengan minatnya. Demikian juga, ketika anak-anak melanjutkan ke perguruan tinggi, kami berdiskusi dalam menentukan universitas, dan fakultas yang akan dipilih oleh anak-anak dengan mempertimbangkan cita-cita, serta mempertimbangkan ketersediaan dana yang kami sediakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)