KISAH NYATA: Bertekun dalam Iman (Bagian 07)
Saya
mengabdikan diri secara utuh melalui pelayanan pendidikan di SMA Katolik Sang Timur di Jakarta.
Selama berkarya bersama SMA Katolik Sang Timur saya telah dipercaya oleh
pimpinan sekolah dan Yayasan Karya Sang Timur
untuk melaksanakan berbagai tugas sebagai seorang pendidik. Selama 32 tahun saya dapat mengabdi untuk Tuhan melalui talenta yang sudah dikaruniakan,
melayani para siswa untuk menjadi manusia berilmu dan berbudi pekerti.
Dalam kehidupan berkeluarga bersama Anastasia, saya berusaha menyelaraskan tugas-tugas sebagai pendidik, dan tugas-tugas sebagai ayah dalam sebuah keluarga. Kami, ayah-ibu dengan 3 orang buah hati mencoba berkembangan bersama dalam iman. Segala sesuatu kami serahkan kepada kebijaksanaan Tuhan sendiri. Dengan demikian, kami tetap menjaga komitmen janji suci perkawinan di depan altar Tuhan.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati;
ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak
melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia
tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak
bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia
menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu,
sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan;
nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan
lenyap”. (1 Korintus 13:4-8)
"Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah ,
maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Matius 7:7-8).
“Allahku
akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya
dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:19)
Komentar
Posting Komentar