KISAH NYATA: Mencari Sang Timur (Bagian 05)
Sambil
menunggu nasib di Jakarta, saya menelusuri alamat sekolah SMA Katolik Sang
Timur, sekolah yang memasang informasi lowongan guru biologi di kampus IKIP
Negeri Yogyakarta tempo hari. Dari kawasan Pasar Rebo di Jakarta Timur saya ditemani
kakak tercinta menumpang bus Mayasari Bhakti meluncur ke Jakarta Barat, dan
turun di kawasan perempatan Slipi. Dari Slipi ini kami sempat salah naik mikrolet,
seharusnya menuju ke kawasan Kebon Jeruk, tetapi justru menumpang yang ke arah
Tanah Abang. Kami pun segera turun, dan menunggu mikrolet yang menuju ke arah Kebon
Jeruk.
Kami
tiba di perempatan Batusari. Saya sempat melihat sebuah sekolah di pinggir
jalan. Setelah saya perhatikan dengan cermat, ternyata bukan sekolah yang saya
cari. Berikutnya, saya bertanya kepada seorang polisi yang sedang berjaga
mengatur lalu lintas yang cukup padat waktu itu. Pak Polisi menyarankan saya
naik metromini 91 yang melalui arah sekolah yang saya tuju. Beliau menerangkan
bahwa kami nanti turun di jalan Gilisamping. Ternyata, jarak Batusari ke Jalan
Gilisamping tidak jauh. Sang kondektur memberitahukan jalan Gilisamping sudah
dekat. Bus berhenti tepat setelah melewati jalan Gilisamping.
Kami
berjalan menyusuri jalan Gilisamping ke arah barat. Setelah melawati sebuah
jembatan, terlihat papan petunjuk nama jalan, Jalan Sang Timur. Kami pun melangkahkan
kaki menyusuri jalan ini. Beberapa meter kami melangkah, kami melewati seorang bapak
yang sedang menyirami taman di depan rumahnya. Untuk memastikan langkah kami,
kami bertanya arah menuju ke SMA Katolik Sang Timur. Akhirnya kami tiba si SMA
Katolik Sang Timur.
Di sekolah SMA Katolik Sang Timur ini, saya menetapkan diri menjadi seorang pendidik. Bersama SMA Katolik Sang Timur mengabdikan diri untuk keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Misi menjadi pegawai negeri: GAGAL untuk yang kedua kali.
Komentar
Posting Komentar