CERITAKU: Hari Pertama Kos (Bagian 19)

 



Saya menjadi satu-satunya orang dari dusun Pangkah yang diterima sekolah di SMA Negeri I Wonosari. Bahkan diterima tanpa tes berkat prestasi sebagai juara pertama di SMP Negeri Semin. Teman-teman sepermainan, dan para tetangga semakin kagum atas prestasi yang saya peroleh. Maka, setiap kali saya bertemu dengan orang-orang tua dan anak-anak mereka, saya selalu dijadikan contoh agar anak-anaknya rajin belajar. Bisanya mereka berseloroh agar saya mau membagi kepintarannya untuk anak-anaknya. Berlebihan sebenarnya, karena setiap anak sudah dibekali kepandaian, tinggal mau apa tidak belajar dengan tekun.

Tiba waktunya saya harus berangkat menuju kota Wonosari untuk meneruskan perjuangan meraih ilmu setinggi-tingginya. Di Suatu siang menjelang sore, saya berangkat menuju kota kecamatan untuk selanjutnya naik kendaraan umum ke Wonosari. Dari rumah, saya diantar oleh kedua orang tua sampai ke jalan desa. Dari jalan desa ini, saya berjalan ke Semin bersama-sama dengan teman-teman yang sudah terlebih dahulu berpengalaman tinggal di rumah kos karena bersekolah di Wonosari. Hari itu menjadi hari pertama tinggal di rumah kos, di pinggiran kota Wonosari.

Di Wonosari, saya tinggal bersama dengan teman-teman dari dusun sebelah di sebuah rumah kos cukup dekat dari SMA Negeri Wonosari, kurang lebih 2 kilometer ke arah barat dari alun-alun Wonosari. SMA Negeri I Wonosari terletak berseberangan dengan alun-alun, yakni di Jalan Brigjen Katamso. Di tempat kos ini saya hanya betah tinggal sekitar 3 bulan, karena masalah kedalaman sumur dan timba yang menyulitkan saya mengambil air untuk mandi. Ukuran ember yang digunakan menjadi sangat berat ketika terisi penuh air, tidak sepadan dengan ukuran tubuh saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)