CERITAKU: Dipanggil Guru BK (Bagian 13)
Suatu hari saya dipanggil oleh guru Bimbingan dan Konseling ke ruangan khusus BK. Saya bertanya-tanya ada apa gerangan? Dengan perasaan sedikit takut, saya menuju ke ruang BK. Setelah mengetuk pintu, saya dipersilakan masuk, dan duduk berhadapan dengan guru BK, Ibu Hartini namanya. Setelah mengatur diri, saya bertanya: “Ibu memanggil saya?”. Mengetahui bahwa saya agak takut, beliau memberi pengertian, bahwa seorang guru BK memanggil siswa tidak selalu dalam urusan kenakalan. Beliau sedang melakukan pendataan tentang minat melanjutkan sekolah dan rencana lainnya. Ibu Hartini menanyakan saya akan melanjutkan sekolah di mana, SMA atau SMEA.
Kemudian,
ibu Hartini menjelaskan sekolah-sekolah yang dapat menjadi tujuan sekolah
berikutnya. Mulai dari sekolah yang ada di kota kecamatan (Semin), yang ada di
kota kabupaten (Wonosari), sampai dengan sekolah yang ada di kota provinsi
(Yogyakarta). Saya mengatakan bahwa kemungkinan melanjutkan sekolah di SMA di
Wonosari, atau di kota Salatiga mengikut kakak sulung saya.
Selain
itu, beliau bertanya bagaimana cara saya belajar. Beliau mengatakan bahwa
nilai-nilai saya sangat meningkat dibandingkan nilai saya kelas 1 atau kelas 2.
Artinya, ibu Hartini memberi sinyal bahwa saya akan menduduki peringkat pertama
di semester ganjil kelas 3. Kalau prestasi ini bisa dipertahankan, saya bisa
mendaftarkan diri di SMA Negeri 1 Wonosari yang membuka pendaftaran tanpa tes
bagi juara pertama setiap sekolah di seluruh kabupaten.
Dan
benar, ketika diumumkan peraih peringkat 1-2-3 di kelas 3, nama saya disebut
sebagai juara pertama di semester ganjil. Teman-teman sekelas saya
bersorak-sorak dan bertepuk tangan. Saat ini peraih juara kelas 3 adalah : 1 dari
3B, 2 dari kelas 3B, dan 3 dari kelas 3C. Urutan kelas masih sama seperti saat
di kelas 2, tetapi sekarang yang menempati posisi pertama adalah saya.
Komentar
Posting Komentar