CERITAKU: Celana Coklat yang Hilang (Bagian 23)
Setiap
mencuci pakaian, saya menjemurnya di tempat yang sangat strategis, aman dan mendapat
paparan cahaya matahari yang cukup lama, sehingga pakaian yang dicuci dapat menjadi
kering dengan cepat. Tempat jemuran yang strategis tersebut adalah pagar kawat
yang mengelilingi bangunan sekolah SMA Negeri II Wonosari. Pagar kawat ini berdiri membatasi halaman
belakang sekolah dengan pekarangan terbuka milik warga sekitar. Setelah dirasa
sudah kering, jemuran akan saya ambil untuk diseterika.
Suatu
hari, ada satu pakaian yang saya jemur hilang dari jemuran. Sambil
celingak-celinguk saya coba cari, siapa tahu terbawa angin yang saat itu memang
bertiup sedikit kencang. Namun sejauh mata memandang celana panjang coklat kesayangan
saya raib entah kemana? Perasaan saya antara sedih dan pasrah bercampur aduk.
Sebab celana itu adalah celana seragam pramuka satu-satunya milik saya.
Akhirnya, saya terpaksa minta dana tambahan dari orang tua untuk membeli celana
pramuka yang baru.
Beberapa
pekan kemudian, saya datang ke rumah teman sekelas saya yang rumahnya ada di
seberang tanah lapang itu. Saya datang untuk mengerjakan tugas bersama dari guru
sekolah, tugas PR matematika. Kami minta diajari oleh kakak perempuan teman
saya yang sedang menempuh pendidikan jurusan matematika di IKIP Negeri
Yogyakarta. Saat itu saya bercerita bahwa celana saya hilang di jemuran pagar
kawat SMA Negeri II. Kemudian dia bertanya, warna celananya apa? Ketika saya
sebutkan ciri-ciri celana saya yang hilang, dia justru tertawa. Rupanya, anjing
piaraannya pernah menggondol sebuah celana berwarna coklat ke rumahnya. Lalu
dia menunjukkan celana tersebut kepada saya. Saya pun tertawa, sekaligus
gembira sebab celana kesayangan saya ditemukan.
Komentar
Posting Komentar