SEBUAH KISAH: Pindah Kos, Menolong Teman (Bagian 04)
Kepindahan
saya ke sebuah kos di kawasan Gejayan terjadi atas bantuan Pak Abdurahman. Beliau
adalah suami dari ibu Pur, guru SD Bangunsari yang tinggal menumpang di rumah
orang tua saya. Atas bantuan Pak Abdurahman tersebut saya bisa menempati sebuah
kamar kos yang sederhana. Sudah tersedia kompor minyak, tempat tidur kayu,
tikar, bantal, lampu templok, dan meja belajar. Semuanya barang-barang tersebut
dibeli dengan uang pribadi beliau. Saya ucapkan banyak terima kasih.
Saya
sebelumnya belum pernah bertemu dengan Pak Abdurahman. Ketika saya pulang ke
rumah, saya diberi tahu oleh ibu Pur bahwa suaminya bekerja sebagai seorang
laboran di Fakultas Teknik UGM. Saya diminta untuk menemui beliau agar saya
diantarkan ke kos yang akan saya tempati. Saya dibonceng dengan sepeda motor
menuju rumah pemilik kos. Di tempat kos ini saya bertemu dengan mahasiswa dari
Lampung, yang kemudian hari menjadi kawan akrab saya di lingkungan tempat kos.
Di
kemudian hari, ada salah seorang teman kampus saya yang menderita gangguan psikologis.
Teman saya ini menjadi bahan bulian teman-teman kampus lain. Saya yang merasa
kasihan, mencoba melindunginya. Apa yang saya lakukan ternyata diceritakan
teman saya itu kepada orang tuanya. Orang tuanya sangat berterima kasih,
sekaligus meminta saya untuk mengijinkan teman saya ikut menyewa kos bersama
saya. Kemudian atas ijin pemilik kos, akhirnya saya boleh tinggal di tempat kos
bersama dengan biaya sewa sendiri-sendiri.
Suatu
hari, teman saya mengatakan akan pindah kampus. Akan mendaftarkan diri di
Fakultas Pertanian UGM. Di tahun berikutnya, ia kuliah di UGM, tetapi tetap kos
bersama saya di Gejayan, sampai saya menjalani kuliah kerja nyata. Untuk seterusnya, teman saya
meneruskan perjuangannya sendirian. Setelah selesai KKN, saya menyelesaikan
kuliah dari rumah, hanya sesekali ke kampus untuk bertemu dosen pembimbing
skripsi.
Komentar
Posting Komentar