KISAH NYATA: Kita kan Friend (Bagian 01)

 


Saat saya sedang berada di Yogyakarta untuk berdiskusi dengan dosen pembimbing mengenai kelanjutan skripsi, di saat menunggu kedatangan dosen pembimbing, saya pergi ke kantin kampus untuk mengisi perut yang mulai lapar. Di sana, tiba-tiba saya ingin menulis surat kepada seorang gadis yang mampu membuat jantung saya berdesir saat berada di dekatnya. Oleh sebab itu, sebelum saya bertemu dosen pembimbing saya melangkahkan kaki menuju ke sebuah toko di luar kampus yang menjual kertas surat. Saya pilih yang warnanya pink, dan berbau semerbak wangi. Namun, saat akan menuliskan kata-kata cinta yang muncul justru peristiwa di Timur-Tengah, perang Teluk yang sedang berkecamuk. Maka timbul keisengan saya, saya menulis puisi perang teluk:

Walau dunia tengah dilanda perang,

Walau dunia tengah berkecamuk,

Walau Timur tengah sedang di rudal,

Suara gelegar setia mengangkasa,

Namun hatiku tetap berbunga-bunga,

Jantungku tetap dag diig dug oleh sepotong wajah manis,

Wajah manis yang menari-nari di tatapan mata.

 

Walau Timur Tengah sedang kacau dan gundah,

Kita tetaplah berteman,

Kita kan Friend.....

Segera “Surat” saya lipat, saya masukkan ke dalam amplop, ditempeli perangko,dan dikirim melalui jasa pos. Ketika pulang ke rumah, saya menanti adakah reaksi seorang gadis terhadap saya? Surat itu tidak menggunakan nama saya, tetapi tertulis: Kita kan Friend.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)