CERITAKU: Memanfaatkan Lahan (Bagian 28)

 



Sebagai anak seorang petani, sedikit banyak saya memiliki keterampilan bercocok tanam. Di pekarangan rumah, saya berkebun bayam. Lahan saya siapkan dengan cara mencangkul semampunya, dan kemudian minta orang tua  mencarikan bibit bayam.  Setelah bibit bayam saya dapatkan, saya menanam bibit bayam tersebut di lahan yang sudah saya siapkan. Setiap hari saya menyiram kebun bayam saya, dan hasilnya saya berhasil berkebun bayam di pekarangan. Kebun bayam tersebut dengan bangga saya persembahkan kepada ibu untuk dipetik dan dijual jika diperlukan. Paling tidak dipetik untuk dikonsumsi sendiri.

Pengetahuan saya bertanam bayam saya terapkan di pekarangan bapak kos yang saya pandang berpotensi menjadi kebun bayam. Saya pun minta ijin bapak kos untuk menanam bayam di pekarangannya. Ternyata diijinkan. Maka dengan semangat saya menyiapkan lahan, dan mencari bibit bayam. Hasilnya sebuah kebun bayam yang cukup subur. Hasil kebun bayam ini lumayan berfungsi sebagai sumber sayur mayur ketika dibutuhkan. Ibu kos juga sering memetiknya untuk menu keluarganya.

Di lahan pekarangan bapak kos ini juga saya tanami tumbuhan kenikir. Hanya saja, yang menyukai daun kenikir ternyata hanya saya seorang. Ketika saya sedang ingin makan sayuran kenikir, saya tinggal memetik. Daun kenikir enak dijadikan lalapan. Kadang saya mencampurkan pada nasi goreng yang saya  masak sendiri. Bagi saya, wanginya daun kenikir tidak kalah harum dari daun kemangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)