SEBUAH KISAH: Perjalanan ke Dusun (Bagan 05)
Beberapa
kali saya memutuskan untuk bersepeda menuju ke rumah dari kota Yogyakarta.
Jarak tempuh kurang lebih sejauh 60 kilo meter. Saya tidak melalui jalan
Yogya-Wonosari untuk menghindari jalan tanjakan di Piyungan. Tanjakan Piyungan
menuju arah Wonosari terlalu berbahaya untuk bersepeda, sebab berkelok-kelok
dengan turunan dan tanjakan yang terjal. Untuk itu, saya menempuh jalur utara
yang lebih landai karena dusun saya terletak di sisi utara Kabupaten Gunung Kidul.
Dari
Yogyakarta, saya melaju ke arah Prambanan, selanjutnya akan mengambil jalan
pintas melalui desa Bendo Gantungan melawati jalan desa yang di kanan kirinya
area persawahan. Seterusnya menembus
kecamatan Cawas. Pernah juga saya mengambil jalan lebih ke dalam melalui
perkebunan tebu. Saat melalui kebun tebu, untuk sampai ke Cawas saya harus
menyeberangi sebuah sungai. Dari Cawas meneruskan perjalanan ke arah kecamatan
Weru, dan lanjut ke arah terminal Watu kelir. Di pertigaan sebelum Watu Kelir,
sepeda saya belokkan melaju ke desa Candirejo. Jika sudah melalui daerah yang
disebut tugu pokah, berarti perjalanan bersepeda saya dari Yogyakarta akan
segera berakhir. Letak dusun Pangkah tinggal 1,5 kilo meter lagi.
Perbatasan
Desa Candirejo (kecamatan Semin) dengan desa Pulerejo (kecamatan Weru) dikenal
sebagai daerah tugu pokah. Sebutan tugu pokah merujuk pada peristiwa ambruknya
tugus batas akibat tertabrak gerobak pengangkut pasir.
Kembalinya
ke Yogyakarta, saya menempuh rute yang sama, dengan arah kebalikan. Hanya saja,
kembalinya ke Yogyakarta lebih santai, sambil menikmati indahnya hamparan sawah di kanan dan kiri jalan. Jika
haus, berhenti untuk jajan. Hati tenang karena kantong sedikit lebih tebal. Perjalan santai ke Yogyakarta memakan waktu 3 jam.
Komentar
Posting Komentar