SEBUAH KISAH: Ditinggal Sahabat Sejati (Bagian 06)
Perasaan
saya sangat sedih ketika saya ditinggal pergi oleh sabahat saya yang sudah
menemani saya selama menjalani kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta. Dia ada ketika
saya memerlukan. Waktu itu, saya sedang mengikuti sebuah ujian semester salah
satu mata kuliah. Sahabat saya ini saya tinggalkan di tempat biasanya. Biasanya
dia menanti saya dengan setia.
Namun
hari itu, sesudah waktu ujian selesai, saya bergegas ke tempat dia saya tinggalkan.
Sahabat saya itu tidak kelihatan. Saya cari ke sana kemari. Saya cari se antero
kampus. Tetap saja tidak kelihatan. Dengan perasaan sedih, saya meninggalkan
kampus tanpa ditemani oleh sahabat sejati saya, sepeda jengki pemberian ibu.
Di
tempat kos, saya merenung. Apa yang salah dengan saya? Sepeda itu sudah saya
letakkan di tempat parkir kampus dalam keadaan terkunci. Kuncinya ada di dalam
saku. Lamanya parkir hanya 90 menit sesuai durasi ujian. Kok bisa ya sepeda
hilang? Lalu saya teringat kata ibu ketika membelikan sepeda. Ini akan menjadi
kendaraan selama kamu kuliah 4 tahun. Dan hari hilangnya sepeda itu sudah
mendekati 4 tahun saya berkuliah. Tinggal menyelesaikan semester depan untuk
melaksanakan KKN. Apa ini yang disebut berkata-kata adalah doa?
Akhirnya saya mengikhlaskan raibnya sepeda jengki. Tinggal dicari cara menyampaikan hal raibnya sepeda kepada ibu. Ketika saya menyampaikan hilangnya sepeda, ibu cuma berkata: "Ora popo, iso digoleki gantine"
Komentar
Posting Komentar