CERITAKU: Teman Sekolah (Bagian 03)
Setiap
hari saya berangkat ke sekolah dengan naik sepeda sejauh 5 kilo meter, dan
pulang dalam jarak yang sama. Jadi, saya bersepeda sejauh 10 kilo meter setiap
hari. Jika dihitung, selama 3 tahun bersekolah di SMP dengan perhitungan setiap tahun bersekolah
selama 10 bulan dan 25 hari dalam sebulan, jarak bersepeda yang sudah saya
tempuh adalah 7.500 kilo meter. Jarak yang jauh!
Beberapa lama, seorang teman dari dusun sebelah, yang juga bersekolah di SMP N
egeri Semin, dan juga teman sekelas saya meminta ijin untuk berboncengan dengan saya. Saya mengiyakan saja. Karena badannya lebih besar, teman saya yang mengendarai, dan saya yang membonceng. Demikian berlangsung sampai dia dibelikan sepeda oleh orang tuanya.
Suatu
sore, ketika saya sedang asyik membuat layangan, teman saya itu datang ke rumah
dan mengatakan bahwa ia akan berhenti sekolah karena orang tuanya tidak sanggup
membayar uang sekolah. Dia menitipkan surat pengunduran diri kepada saya untuk
disampaikan ke pihak sekolah. Saya coba membujuknya untuk mengurungkan
rencananya, karena sekolah sangat penting demi meraih masa depan yang lebih.
Tetapi dengan tegas dia tetap menitipkan surat pengunduran diri. Alasannya, dia
tidak mau membebani orang tuanya, apalagi dia memiliki beberapa adik yang harus
dicukupi kebutuhan hidupnya.
Malam
harinya saya menyampaikan kabar tentang teman saya itu kepada ayah dan ibu.
Beliau memberi saran agar surat pengunduran diri jangan diserahkan kepada
sekolah. Siapa tahu, teman saya itu mau berpikir ulang dan melanjutkan
sekolahnya. Keesokan harinya, saya ke sekolah
sendiri tanpa teman saya itu. Sampai di sekolah, saya menyampaikan ke
wali kelas tentang keadaan temannya saya itu, dan menyampaikan bahwa surat
pengunduran dirinya masih saya simpan. Guru wali kelas menyatakan setuju apa
yang saya lakukan.
Seminggu
sesudah teman saya itu tidak masuk sekolah, di waktu malam hari ketika saya
sedang belajar, ia datang kembali menanyakan apakah surat pengunduran dirinya
sudah saya serahkan ke sekolah. Saya menyampaikan bahwa suratnya masih saya
simpan, dan saya katakan bahwa para guru masih mengharapkan dia kembali bersekolah.
Mendengar hal itu, dia sangat gembira karena ia akan bersekolah kembali karena
masalah biaya sekolah sudah teratasi oleh bantuan saudara-saudara orang tuanya.
Dan
teman saya ini pada akhirnya menjadi sahabat saya selama bersekolah di SMP. Ketika
saya melanjutkan sekolah SMA di kota
Wonosari, dia melanjutkan sekolah di SMA di Semin.
Komentar
Posting Komentar