CERITA KECIL: Mercon Bumbung (Bagian 24)

 


Salah satu kegemaran sebagian anak-anak di desa, khususnya anak laki-laki  adalah menyalakan mercon saat datangnya bulan puasa. Menjelang maghrib di sana sini terdengar suara ledakan mercon. Dari suara yang ditimbulkan, orang bisa membedakan mana mercon besar, dan mana yang mercon kecil, atau ada juga yang disebut mercon lombok.

Sebagai seorang anak desa, saya juga sangat senang menyalakan mercon. bermain mercon terasa sangat mengasyikkan. Selain mercon berbahan bubuk mesiu yang dibungkus dengan kertas, ada 2 jenis mercon lainnya yang bisa kami mainkan, yaitu mercon bumbung dan mercon dop.  Mercon bumbung dibuat dari sebatang bambu besar dengan panjang kurang lebih 2-4 meter. Bahan peledak mercon bumbung bukan menggunakan bubuk mesiu, melainkan menggunakan minyak tanah.

Cara memainkan mercon bumbung ini dengan terlebih dahulu dipanaskan : setelah diisi dengan minyak, minyak diberi api menyala menggunakan sebatang bilah bambu yang dicelupkan pada minyak. Setelah itu ditiup untuk mendapatkan uap panas minyak. Uap panas minyak di dalam bumbung inilah yang mengeluarkan bunyi ledakan saat disulut dengan api menggunakan bilah bambu yang ujungnya dinyalakan.

Saya dibuatkan satu mercon bumbung oleh ayah saya, terbuat dari bongkotan batang bambu ori yang tebal dan kuat. Mercon tersebut mampu menghasilkan suara ledakan yang sangat keras. Sekali waktu  saya membawa mercon bumbung tersebut ke atas bukit. Di sana saya menyalakan mercon. Namun ada tantangan tersendiri bermain mercon bumbung di atas bukit, yakni tiupan angin sering mematikan lampu senthir yang saya gunakan sebagai sumber api untuk menyalakan mercon. Suara ledakan mercon bumbung di atas bukit membentuk bunyi pantul yang jauh, sehingga terdengar bunyi unik: dooorrrr.....................rrrrrrrrr............................rkkk. 

Setelah masa puasa selesai, mercon bumbung saya simpan untuk dimainkan di tahun mendatang. Demikian terus dilakukan sampai mercon bumbung saya rusak karena bumbungnya sudah sangat kering dan retak-retak. Sebagai gantinya, saya membuat sendiri mercon bumbung yang baru. Tetapi sayang, bunyinya tidak sekeras mercon bumbung yang dibuat oleh ayah, sebab bumbung yang saya gunakan tidak se bagus mercon bumbung sebelumnya. Walau tidak sekeras mercon bumbung sebelumnya tetapi saya lebih puas karena dapat membuat mercon bumbung sendiri.

Berbeda lagi dengan mercon dop. Mercon ini dibuat menggunakan dop jeruji roda sepeda. Dop ini disambung dengan jeruji sepeda, dan menyisakan sebuah rongga kecil untuk diisi dengan bahan pentol korek api. Setelah terisi penuh, ujung terbuka dop ditutup dengan sebatang paku sesuai dengan ukuran lubang dop. Selanjutnya dipukulkan pada permukaan keras,-batu atau kayu. Tekanan yang didapatkan oleh bahan pentol korek menyebabkan bunyi ledakan yang cukup kuat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)