CERITA KECIL: Belajar Naik Sepeda (Bagian 46)
Di
dusun kami, tidak banyak warga yang memiliki sepeda. Ayah merupakan salah satu
orang yang bisa mengendarai sepeda , dan memiliki sepeda sendiri. Beberapa
tetangga kami ada yang minta ijin untuk belajar mengendarai sepeda menggunakan
sepeda milik ayah. Ketika memasuki kelas 3 SD, saya minta ijin ayah untuk
belajar mengendari sepeda. Ayahpun mengijinkan.
Menjadi
tantangan tersendiri bagi saya, karena ukuran sepeda milik adalah sepeda untuk
orang dewasa. Tidak sesaui dengan ukuran tubuh saya yang masih anak-anak.
Tetapi hal itu tidak mengendorkan semangat saya untuk belajar mengendarainya.
Mula-mula saya hanya belajar menuntun sepeda di halaman rumah kami. Setelah
cukup lancar menuntun sepeda, saya mencoba mengendarainya. Namun, ternyata
tidak mudah dalam menjaga keseimbangan dan cara menggoes pedal sepeda. Maka,
sangat sering saya terpaksa jatuh tertimpa sepeda ayah.
Suatu
ketika, di pagi yang cerah, saya terinspirasi untuk mencari tanah lapang yang
permukaannya cukup halus dan agak menurun landai. Dalam benak saya, mungkin
saya bisa belajar menjaga keseimbangan badan tanpa menggoes. Saya pun bergegas
menuntun sepeda ayah menuju tanah lapang itu, dan memulai naik sepeda. Ternyata
benar dugaan saya. Saya bisa meluncur dengan sepeda tanpa menggoesnya. Demikian
saya lakukan berkali-kali sehingga saya semakin baik dalam menjaga keseimbangan
badan di atas sepeda. Lama-lama saya berusaha menggerakkan kaki untuk menggoes
pedal, dan Berhasil!
Setelah
puas, saya pulang ke rumah. Dengan semangat saya bercerita bahwa saya sudah
bisa mengendarai sepeda.
Komentar
Posting Komentar