CERITA KECIL: Kisah Mencari Jangkrik (Bagian 7)

 


Saya sangat gemar memelihara jangkrik, khususnya jangkrik kalung. Jenis jangkrik ini memiliki suara yang sangat nyaring. Semakin nyaring, semakin disenangi. Oleh sebab itu, saya biasanya menandai tempat jangkrik yang sedang bersuara di malam hari. Tidak harus sama persis di tempat jangkrik berada, tetapi cukup di perkirakan radius areanya. Semakin dekat dengan sumber suara jangkrik, semakin mudah mencarinya pada keesokan harinya. Masalahnya, jangkrik memiliki kemampuan mendengar suara infrasonik. Belum sampai di tempat jangkrik, biasanya si jangkrik sudah berhenti bersuara.

Suatu malam, di dusun kami ada warga yang menyelanggarakan hajatan dan menanggap pertunjukan wayang kulit. Bersama teman-teman kami pergi menonton wayang, kami melewati beberapa ladang dengan tanaman lembayung atau yang biasanya disebut kacang dowo (kacang panjang). Jangkrik paling suka hidup di habitat seperti itu. Di malam itu banyak suara jangkrik jantan di tengah ladang kacang panjang. Kami pun tertarik untuk mencari jangkrik. Beberapa teman dapat menangkap jangkrik. Karena saya tidak membawa lampu senter sendiri, saya hanya berdiri di pematang sambil memperhitungkan titik sumber suara jangkrik, untuk kemudian akan saya cari esok hari.

Tiba-tiba, ada suara teriakan seseorang dengan keras. "Hayo saiki kecel kowe!" (ayo loh, sekarang kamu akan saya tangkap). Orang tersebut adalah si pemilik lahan kebun kacang panjang yang sedang kami ubek jangkriknya. Maka, serta merta kami dan teman-teman berhamburan melarikan diri. Dengan cepat saya dapat mencapai jalan desa karena saya tidak berada di tengah-tengah ladang. Menurut cerita, ada salah satu teman saya yang dikejar-kejar pemilik lahan sampai tidak kami temukan lagi di tempat pertunjukan wayang. Rupanya dia berlari memutari dusun sampai ia yakin pemilik ladang yang marah sudah tidak mengejarnya. Untung teman saya tidak tertangkap. Kalau sampai tertangkap apa yang terjadi ya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)