CERITA KECIL: Bermain Setan Api (Bagian 10)
Suatu saat, kami yang beragama
katolik mengikuti kegiatan pembinaan agama. Kegiatan ini dilaksanakan pada
malam minggu di sebuah kapel di dusun sebelah. Kapel tersebut milik sebuah
keluarga yang menjadi tokoh katolik. Terhitung masih keluarga besar saya sebab
ibu saya merupakan adik dari pak de yang merupakan tokoh katolik di desa kami.
Tua, muda, besar kecil dengan
akrab berkumpul, dan mengikuti pelajaran agama dari seorang guru agama katolik
yang juga masih keluarga, karena guru agama tersebut menikahi kakak sepupu
saya. Namun, suatu ketika guru agama tersebut berhalangan hadir karena sedang
mengikuti kegiatan di lain tempat terkait dengan profesinya sebagai guru agama.
Maka, di malam minggu tersebut kami bebas ngobrol tentang berbagai hal yang
kami hadapi.
Kami, anak-anak kemudian bermain
bersama di luar kapel. Entah siapa yang memulai, kami berjalan ke atas bukit
lalu memandang ke arah bukit lain yang letaknya tak jauh dari kapel. Kami
percaya cerita bahwa pada malam hari jenis-jenis setan akan muncul dan
berkeliaran. Nan jauh di selatan tiba-tiba muncul setitik nyala api. Kami
mempercayai itu merupakan jenis setan yang kami sebut sebagai “bersit”(setan
api).
Sambil memandang ke titik api itu,
kami bersama-sama meneriakkan suara “huuuuuuuuu…..” sambil beramai-ramai
bertepuk tangan. Apa yang terjadi? Titik-titik api tersebut tiba-tiba pecah
memancar memenuhi area bukit. Begitu berulang kali kami saksikan setiap kali
kami teriak”huuuuuuuuu……”sambil riuh bertepuk tangan. Setelah puas menyaksikan
pertunjukan api, kami kembali ke kapel. Berdoa, kemudian pulang ke rumah
bersama orang tua kami masing-masing.
Komentar
Posting Komentar