CERITA KECIL: Hampir Hilang di Pasar (Bagian 52)

 


Saya masih sangat kecil, belum sekolah. Mungkin usia 4 tahunan. Suatu pagi, saat bangun tidur saya sudah tidak melihat ibu di sekitar rumah. Ayah mengatakan bahwa ibu baru saja berangkat ke pasar Candi untuk berbelanja. Beberapa saat kemudian, secara diam-diam saya berjalan meninggalkan rumah menuju ke pasar untuk menyusul dan mencari ibu.

Sesampainya di jalan menanjak dekat pasar, saya kebingungan karena ternyata di pasar sangat banyak pengunjungnya, sehingga saya sulit menemukan ibu. Di tengah kebingungan itu saya hanya bisa berdiri termangu menatap ke arah pasar. Tiba-tiba ada seorang ibu yang memegang saya, lalu bertanya :”kowe sopo le. Arep menyang ndi?” (Nak, kamu siapa. Mau kemana?). Atas pertanyaan itu saya tidak bisa menjawab. Dan tiba-tiba si ibu menggendong saya lalu berjalan ke dalam pasar. Setiba di tengah pasar, si ibu berbicara dengan sangat senang: “ Aku nemu bocah. Bocah ini arep tak pek anak. Aku seneng, ben dadi adi anakku wedok”. (Saya menemukan seorang anak. Anak ini akan saya angkat menjadi adik anak perempuanku).

Setelah berjalan ke sana-kemari, ibu yang menggendong saya sampai ke sebuah lapak yang berjualan bumbu. Si ibu masih berbicara dengan riang bahwa ia menemukan seorang anak yang ditinggal orang tuanya di pasar. Nah, di lapak bumbu inilah saya dilihat oleh ibu saya. Ibu berkata,”weh, kuwi anakku. Do’ke.!”. (Lah, itu anakku. Turunkan!). Ibu yang menggendong saya bertanya” opo bener le, kuwi ibumu?”. Saya menjawab dengan cara mengganguk. Ibu saya tidak melanjutkan belanja, lantas dengan cepat menggendong saya, lalu tergesa-gesa pulang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)