CERITA KECIL: Sepatu Baru (Bagian 39)
Sebelum
masuk sekolah di SMP Negeri Semin, saya sering disuruh ayah latihan
bersepeda untuk jarak yang cukup jauh. Menguji ketahanan katanya. Walau saya
sudah biasa mengantar dagangan kelontong ibu ke pasar bersepeda, rasanya memang
butuh tenaga cukup kuat untuk bersepeda sejauh 5 kilo meter ke arah selatan.
Semin terletak di wilayah yang lebih tinggi dari dusun kami. Harus melewati beberapa
jalan tanjakan. Yang paling tinggi adalah jalan Krikilan. Tanjakan Krikilan
ini cukup panjang juga curam.
Untuk
anak se umuran kelas 1 SMP tidak mungkin naik sepeda di jalan tanjakan Krikilan.
Cara satu-satunya adalah mendorong sepeda saat di jalan tanjakan Krikilan.
Sebaliknya, saat pulang jalan Krikilan ini menjadi turunan yang berbahaya.
Sudah banyak kejadian, seseorang mengalami kecelakaan karena sepedanya
mengalami masalah pada rem sepedanya,-blong. Maka, saya diwanti-wanti oleh ayah
dan ibu, ketika menuruni jalan Krikilan sepedanya dituntun saja.
Sebelum
waktu sekolah tiba, ayah dan ibu membelikan celana dan baju seragam yang baru.
Sepatu juga baru. Sepatu, benar-benar menjadi barang baru bagi saya. Sebab saat
sekolah di SD semua anak tidak memakai sepatu,-nyeker. Karena barang baru
itulah, saya pernah salah ketika mencoba memakai kaos kaki. Bagian tumit
terpasang di bagian depan.
Komentar
Posting Komentar