CERITAKU : Hari Pertama Bersepeda ke Sekolah (Bagian 02)
Hari
pertama masuk sekolah lanjutan di SMP Negeri Semin. Pagi-pagi benar saya sudah bangun tidur.
Dengan semangat saya menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Sesudah
mengenakan seragam baru, dan bersepatu saya menyiapkan sepeda untuk alat
transportasi. Jarak yang harus saya tempuh menuju sekolah yaitu 5 kilo meter ke
arah selatan. Sejenak tiba di jalan desa, sudah banyak pelajar yang juga akan
berangkat menuju sekolah. Dengan bangga saya berangkat ke sekolah, bersepeda.
Jalan
raya menuju Semin merupakan jalan beraspal. Antara dusun saya dan Semin
terdapat beberapa jalan tanjakan. Ada dua tanjakan yang cukup tinggi dan panjang.
Di sepanjang dua jalan tanjakan itu, yaitu tanjakan Krikilan, dan tanjakan
Tulung kami hanya bisa menuntun sepeda sampai ujung tanjakan. Setelah berada di
ujung tanjakan, jalanan kembali mendatar. Kami melanjutkan perjalanan dengan
bersepeda.
Sepeda
yang dibeli oleh ayah untuk saya merupakan sepeda orang dewasa. Tanpa rem
tangan. Sepada saya menggunakan sistem rem torpedo, yakni sepeda yang cara pengeremannya dengan menginjak pedal ke arah belakang. Sepeda demikian ini banyak
yang tidak bisa menggunakannya. Namun, saya bisa dan sudah terbiasa.
Karena
merupakan sepeda untuk orang dewasa, sedangkan badan saya masih kecil, maka
selama bersepeda ke sekolah, atau pulang sekolah saya menggoes tanpa duduk di
sadel sepeda. Saya menggantungkan beban berat badan ke stang sepeda. Bagi saya,
keadaan tersebut nyaman-nyaman saja. Namun, bagi orang yang melihatnya merasa
kasihan dan takut jika saya terjatuh.
Pada
jalur pulang, saya melawati turunan itu dengan tetap naik sepeda, dengan
melakukan pengereman sistem torpedo. Untuk itu, saya duduk pada sadel, kaki
kiri menginjak pedal ke belakang, dan kaki kanan saya tempatkan di kerangka
sepeda di atas poros pedal. Bangga rasanya, karena banyak teman saya yang tidak
berani menaiki sepedanya selam turunan jalan, terutama jalan Krikilan yang
panjang.
Komentar
Posting Komentar