CERITA KECIL: Mencuri Jambu di Kebun Tetangga (Bagian 12)



Berbagi adalah perbuatan baik. Berbagi adalah perwujudan sikap bela rasa. Apa jadinya kalau berbagi tersebut adalah berbagi peran dalam perbuatan yang dilarang TUHAN? Perbuatan berbagi peran mencuri jambu tetangga.

Alkisah, ada tetangga kampung sebelah yang memiliki kebun di belakang rumahnya, dan di atas kebun itu ditanami beberapa pohon jambu kelutuk (jambu batu) yang sedang berbuah lebat. Saya dan beberapa teman sedang melaksanakan perintah orang tua, menggembalakan kambing dan sapi di tanah lapang di dekat kebun jambu tersebut. Di tengah situasi haus dan lapar di waktu siang hari sekitar pukul 3 sore, kami melihat beberapa buah jambu sudah menguning tanda sudah matang pohon. Setan mulai membisikkan rayuan mautnya: Sikat bro….., mumpung yang ada di rumah hanya bapak tua. Sikat bro….kapan lagi?

Antara hati nurani, dan hati setan bertarung seru di benak kami masing-masing. Akhirnya, si setan berhasil mengikat hati hati. Keputusannya, memetik buah jambu secara sembunyi-sembunyi alias mencuri. Lagi-lagi si setan memberi solusi: ah itu gampang. Ajak ngobrol saja si bapak tua, sementara yang lain operasi.

Berbagi peran segera dilakukan. Saya kebagian tugas mengajak ngobrol si bapak, alasannya saya yang kenal dengan bapak pemilik pohon jambu. Setelah beberapa saat, ada kode teman saya yang bertugas memetik buah jambu. Kata sandi, "ayo mulih gen do bal-balan" (mari pulang segera bermain bola). Akhirnya, bersama setan dalam benak masing-masing kami menikmati buah jambu kelutuk hasil memetik di kebun tetangga. (TUHAN, kami mohon ampun atas dosa kami).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

KISAH NYATA: Siap Sedia atas Talenta (Bagian 10)

KISAH NYATA: Harmonisasi dalam Keluarga (bagian 08)