Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

CERITAKU: Menangkap Ikan (Bagian 06)

Gambar
  Suatu hari, salah seorang teman mengajak saya ke rumahnya. Hari itu sedang libur sekolah. Nama teman saya itu Sumarno. Di dekat rumah Marno ini terdapat sebuah bendungan di kali Oya. Bendungan tersebut dibangun sebagai sarana irigasi untuk mengairi sawah di sekitar bendungan. Namun, bagi keluarga Marno, bendungan dapat bermanfaat yang lain yaitu menjadi tempat menangkap ikan. Dalam bayangan saya, Marno dan keluarganya menangkap ikan di bendungan dengan cara memancing atau dengan jala sebagaimana kebiasaan para pencari ikan. Ternyata, Marno cukup memasang sebuah perangkap dari anyaman bambu yang di pasang di tempat mancurnya air sungai di bendungan tersebut. Setelah dipasang, anyaman bambu itu ditinggal begitu saja. Setelah beberapa jam kemudian, Marno mengajak saya untuk mengecek apakah alat perangkapnya sudah bekerja dengan baik. Anehnya, perangkap itu justru di pasang agak jauh dari aliran air. Rupanya para ikan ketika terbawa aliran air berusaha untuk melompat keluar. Teta...

CERITAKU: Melalui Jalan Setapak (Bagian 05)

Gambar
  Suatu hari salah satu teman kelompok saya mengusulkan bagaimana jika kita berkunjung ke rumah teman yang paling jauh. Ada salah satu teman di kelas kami yang rumahnya di daerah sangat terpencil, di daerah perbukitan yang jaraknya sekitar 14 km dari sekolah. Di hari yang disepakati, kami berkumpul di rumah teman di daerah Karangsari, di sebelah timur   sekolah, berjarak kurang lebih 4 kilo meter. Dusun Karang sari ini masih bisa kami tempuh dengan sepeda. Setelah kami berlima lengkap, kami berjalan kaki melewati jalan kecil dan naik ke arah selatan menyusuri daerah perbukitan. Sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang apa saja yang membuat kami tidak merasa cepat lelah. Tak terasa, setelah berjalan beberapa lama menempuh jarak sekitar 10 kilo meter, kami tiba di rumah teman. Kami disambut dengan gembira oleh teman saya, dan juga disambut gembira oleh kedua orang tuanya. Mereka menghuni sebuah rumah yang sangat sederhana. Mereka mengucapkan terima kasih atas  kunjunga...

CERITAKU: Waktu Menunggu Pramuka (bagian 04)

Gambar
  Selama bersekolah di SMP, saya termasuk siswa yang mudah bergaul dengan siapa saja, baik sekelas, maupun yang berbeda kelas. Namun, dari sekian banyak teman di kelas, saya mempunyai teman yang akrab. Sebagai teman akrab, kami saling berkunjung ke rumah masing-masing. Kadang, ketika hari sedang ada kegiatan pramuka di sore hari, saya tidak pulang ke rumah terlebih dahulu, melainkan diajak ke rumah teman-teman yang rumahnya lebih dekat dengan lokasi sekolah. Walaupun untuk ke sekolah juga menggunakan sepeda. Tidak setiap ada kegiatan pramuka di sore hari, saya ke rumah teman. Biasanya waktu menunggu saya gunakan untuk berlatih tenis menjadi   di sekolah. Sambil menunggu waktu kegiatan pramuka, beberapa guru juga bermain tenis meja. Lebih serunya, beliau-beliau sering mengajak saya untuk berlatih tanding. Saya memang sering kalah melawan guru-guru, tetapi berlatih dengan orang dewasa semakin menambah rasa kepercayaan diri dalam bermain tenis meja. Juga lebih mengakrabkan hubu...

CERITAKU: Teman Sekolah (Bagian 03)

Gambar
   Setiap hari saya berangkat ke sekolah dengan naik sepeda sejauh 5 kilo meter, dan pulang dalam jarak yang sama. Jadi, saya bersepeda sejauh 10 kilo meter setiap hari. Jika dihitung, selama 3 tahun bersekolah di SMP   dengan perhitungan setiap tahun bersekolah selama 10 bulan dan 25 hari dalam sebulan, jarak bersepeda yang sudah saya tempuh adalah 7.500 kilo meter. Jarak yang jauh! Beberapa lama, seorang teman dari dusun sebelah, yang juga bersekolah di SMP N egeri Semin, dan juga teman sekelas saya meminta ijin untuk berboncengan dengan saya. Saya mengiyakan saja. Karena badannya lebih besar, teman saya yang mengendarai, dan saya yang membonceng. Demikian berlangsung sampai dia dibelikan sepeda oleh orang tuanya. Suatu sore, ketika saya sedang asyik membuat layangan, teman saya itu datang ke rumah dan mengatakan bahwa ia akan berhenti sekolah karena orang tuanya tidak sanggup membayar uang sekolah. Dia menitipkan surat pengunduran diri kepada saya untuk disampaikan...

CERITAKU : Hari Pertama Bersepeda ke Sekolah (Bagian 02)

Gambar
  Hari pertama masuk sekolah lanjutan di SMP Negeri Semin.   Pagi-pagi benar saya sudah bangun tidur. Dengan semangat saya menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Sesudah mengenakan seragam baru, dan bersepatu saya menyiapkan sepeda untuk alat transportasi. Jarak yang harus saya tempuh menuju sekolah yaitu 5 kilo meter ke arah selatan. Sejenak tiba di jalan desa, sudah banyak pelajar yang juga akan berangkat menuju sekolah. Dengan bangga saya berangkat ke sekolah, bersepeda. Jalan raya menuju Semin merupakan jalan beraspal. Antara dusun saya dan Semin terdapat beberapa jalan tanjakan. Ada dua tanjakan yang cukup tinggi dan panjang. Di sepanjang dua jalan tanjakan itu, yaitu tanjakan Krikilan, dan tanjakan Tulung kami hanya bisa menuntun sepeda sampai ujung tanjakan. Setelah berada di ujung tanjakan, jalanan kembali mendatar. Kami melanjutkan perjalanan dengan bersepeda. Sepeda yang dibeli oleh ayah untuk saya merupakan sepeda orang dewasa. Tanpa rem tangan. Sepada saya...

CERITAKU: Berlatih Tenis Meja (Bagian 01)

Gambar
  Hari pertama sekolah di SMP saya lalui dengan senang. Bertemu teman-teman baru dari segala penjuru se kecamatan Semin. Berasal dari ssekolah-sekolah dasar dari berbagai desa. Saya masuk dalam kelas 1B. Bersama teman-teman di kelas 1B inilah saya bersekolah selama 3 tahun ke depan sampai lulus dari SMP. Tahun pertama, saya adalah murid yang biasa saja. Tidak tergolong pintar sebagaimana saya di saat sekolah di SD. Namun juga tidak tergolong siswa yang tertinggal pelajaran. Nilai-nilai pelajaran saya masih aman. Pada saat sekolah di SMP inilah saya mengenal olah raga tenis meja. Awalnya kami, siswa-siswa Kristen di kelas 1 B boleh meninggalkan kelas pada saat pelajaran agama islam. Kami , siswa beragam Kristen dan katolik kemudian diijinkan untuk bermain tenis meja di sebuah ruangan dekat kantor guru. Setelah beberapa kali berlatih, tenyata saya mampu bermain tenis meja dengan baik. Kemampuan bermain tenis meja semakin terbantu ketika kakak sepupu saya membuat meja pingpong d...

CERITA KECIL: Hampir Hilang di Pasar (Bagian 52)

Gambar
  Saya masih sangat kecil, belum sekolah. Mungkin usia 4 tahunan. Suatu pagi, saat bangun tidur saya sudah tidak melihat ibu di sekitar rumah. Ayah mengatakan bahwa ibu baru saja berangkat ke pasar Candi untuk berbelanja. Beberapa saat kemudian, secara diam-diam saya berjalan meninggalkan rumah menuju ke pasar untuk menyusul dan mencari ibu. Sesampainya di jalan menanjak dekat pasar, saya kebingungan karena ternyata di pasar sangat banyak pengunjungnya, sehingga saya sulit menemukan ibu. Di tengah kebingungan itu saya hanya bisa berdiri termangu menatap ke arah pasar. Tiba-tiba ada seorang ibu yang memegang saya, lalu bertanya :”kowe sopo le. Arep menyang ndi?” (Nak, kamu siapa. Mau kemana?). Atas pertanyaan itu saya tidak bisa menjawab. Dan tiba-tiba si ibu menggendong saya lalu berjalan ke dalam pasar. Setiba di tengah pasar, si ibu berbicara dengan sangat senang: “ Aku nemu bocah. Bocah ini arep tak pek anak. Aku seneng, ben dadi adi anakku wedok”. (Saya menemukan seorang anak...

CERITA KECIL: Jatuh di Jalan Aspal (Bagian 51)

Gambar
  Suatu hari, di Stasi Sambeng di selenggarakan misa perayaan Natal. Pihak panitia mengundang seluruh umat katolik di wilayah stasi untuk dapat hadir dalam perayaan tersebut. Kami, umat katolik   Candirejo tidak ketinggalan diberi undangan secara lisan melalui ketua lingkungan. Beberapa dari warga katolik Candirejo bermaksud hadir ke gereja stasi Sambeng. Saya juga sangat berkeinginan ikut hadir. Tibalah di hari peranyaan Natal. Saya dengan semangat akan ikut ke Sambeng. Dalam hati mau membonceng sepeda bersama kakak perempuan saya. Ternyata, kakak perempuan saya sudah berjanji untuk berboncengan dengan temannya menggunakan sepeda milik ayah. Terpaksa saya   mengurungkan niat untuk pergi ke Sambeng, lalu saya pun pulang ke rumah. Tetapi, sesampainya di rumah, saya teringat bahwa saya memiliki sepeda sendiri yang dibeli menggunakan dana beasiswa. Maka, saya putuskan untuk bersepeda sendiri menuju ke gereja stasi Sambeng. Kira-kira setengah jam setelah kakak saya berang...

CERITA KECIL: Panen Singkong (Bagian 50)

Gambar
  Bagi masyarakat dusun dan desa di daerah Gunung Kidul, singkong menjadi makanan pokok sehari-hari. Setiap keluarga menanam stek batang singkong di ladangnya pada awal musim hujan. Masa panen singkong bergantung jenis singkong yang ditanam, Jika menanam singkong varietas genjah, singkong dapat dipanen setelah 6-8 bulan. Jika menanam singkong varietas jero, panen singkong baru bisa dilakukan setelah 9-12 bulan. Singkong dapat dipanen ketika pertumbuhan daun mulai melambat, daun menguning, dan mulai banyak daun yang rontok. Ketika musim panen singkong tiba, warga dusun saling bantu membantu memanen singkong, mengangkut ke rumah, serta mengupas kulit singkong. Setelah terkupas, singkong dijemur di bawah sinar matahari beberapa hari lamanya.   Setelah kering, singkong dicuci dan dijemur kembali sampai kering. Selanjutnya disimpan pada gudang sebagai cadangan makanan pokok bagi keluarga. Kelebihannya, dijual ke pasar dan ditampung oleh pedagang gaplek untuk diangkut ke luar daer...

CERITA KECIL: Pernah Sedih dan Kecewa (Bagian 49)

Gambar
  Suatu hari ibu berbicara kepada saya, meminta ijin untuk menjual sebagian ayam piaraan saya ke pasar. Ibu meminta ijin menjual beberapa ekor ayam karena terdesak kebutuhan untuk melunasi biaya sekolah kakak perempuan saya. Dengan berat hati saya mengiyakan permintaan ibu. Kemudian, saya tentukan ayam mana saja yang boleh dijual. Sebenarnya hanya ada satu ayam yang tidak boleh dijual, yaitu si jago ayam kesayangan saya. Ayam jago itu sering saya bawa berkeliling untuk saya adu dengan ayam yang berkeliaran di pekarangan, termasuk di pekarangan milik tetangga.  Ayam jago termasuk hewan yang menjaga wilayahnya. Mereka menandai wilayah dengan cara berkokok. Ayam jago kesayangan saya, sering saya bawa ke sumber suara kokok ayam jago. Kadang ayam jago itu bertarung, kadang juga tidak bergantung dari mental si jago. Ayam yang kalah pamor akan menunjukkan sikap menyerah, tetapi jika merasa seimbang, kedua ayam jago akan saling mendekat dan melanjutkan pertarungan memperebutkan wilaya...

CERITA KECIL: Pengalaman Tidak Mengenakkan (Bagian 48)

Gambar
  Pengalaman tidak mengenakkan yang pernah saya alami adalah ketika disengat lebah, kalajengking, dan terkena ulat bulu. Disengat hewan-hewan tersebut rasanya cukup menyakitkan, dan badan bisa mengalami demam. Di rumah saya, ayah memasang sebuah kandang dari sepotong glugu (batang kelapa). Batang glugu sepanjang satu meter dibelah dua, kemudian masing-masing belahan dibuat rongga sehingga ketika dua belahan batang glugu tersebut disatukan akan terbentuk rongga yang cukup besar. Selanjutnya kandang tersebut digantungkan di teras rumah gandok (rumah yang difungsikan sebagai dapur). Di kemudian hari, dalam kandang ini bersarang kawanan lebah madu liar. Pengalaman tidak mengenakkan yang saya alami   terkait dengan lebah madu adalah ketika saya secara tidak sengaja berlari di bawah kandang lebah saat kawanan lebah sedang berhamburan terbang di sekitar sarang. Sebanyak 10 sengatan menghujam di punggung saya, karena saat itu saya hanya memakai celana pendek sehabis mandi. Guna me...

CERITA KECIL: Berburu Duit Pitrah (Bagian 47)

Gambar
    Hari raya idul Fitri merupakan saat saudara-saudara yang beragama Islam mengalami suka cita. Saat sesama saudara saling berkunjung dan keadaan berbahagia. Setiap keluarga menyediakan berbagai masakan istimewa dibanding hari-hari biasa.   Perayaan Idul Fitri dirayakan oleh semua warga. Yang beragama selain Islam pun ikut bergembira. Bagi anak-anak, hari raya Idul Fitri berarti berarti memiliki baju baru, celana baru. Sungguh menyenangkan! Saya pun demikian, walau keluarga kami menganut agama katolik, setiap menjelang hari raya Idul Fitri, ibu membelikan baju dan celana baru. Pakaian baru itulah yang saya pakai ketika mengunjungi tetangga dan saudara yang merayakan Idul Fitri. Selain pakaian baru, makanan istimewa, dan suasana gembira, hal yang paling menarik bagi kami kaum anak-anak adalah kesempatan mendapatkan uang dari tetangga, atau kerabat yang sedang merayakan Idul Fitri. Kami menyebutnya duit pitrah. Maka, biasanya anak-anak sudah membidik rumah tetangga m...

CERITA KECIL: Belajar Naik Sepeda (Bagian 46)

Gambar
  Di dusun kami, tidak banyak warga yang memiliki sepeda. Ayah merupakan salah satu orang yang bisa mengendarai sepeda , dan memiliki sepeda sendiri. Beberapa tetangga kami ada yang minta ijin untuk belajar mengendarai sepeda menggunakan sepeda milik ayah. Ketika memasuki kelas 3 SD, saya minta ijin ayah untuk belajar mengendari sepeda. Ayahpun mengijinkan. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena ukuran sepeda milik adalah sepeda untuk orang dewasa. Tidak sesaui dengan ukuran tubuh saya yang masih anak-anak. Tetapi hal itu tidak mengendorkan semangat saya untuk belajar mengendarainya. Mula-mula saya hanya belajar menuntun sepeda di halaman rumah kami. Setelah cukup lancar menuntun sepeda, saya mencoba mengendarainya. Namun, ternyata tidak mudah dalam menjaga keseimbangan dan cara menggoes pedal sepeda. Maka, sangat sering saya terpaksa jatuh tertimpa sepeda ayah. Suatu ketika, di pagi yang cerah, saya terinspirasi untuk mencari tanah lapang yang permukaannya cukup halus ...

CERITA KECIL: Udan Barat Gede (Bagian 45)

Gambar
  Datangnya musim hujan bagi kami warga dusun adalah musim penuh berkah. Saat musim hujanlah sumur-sumur kami terpenuhi dengan air penunjang kehidupan. Saat musim hujanlah warga bisa melakukan aktivitas bertani untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Saat musim hujanlah anak-anak bisa bermain air sepuasnya di sungai desa. Saat musim hujanlah, dusun dan desa serta ladang dan perbukitan menunjukkan gerak kehidupan, hijau royo-royo. Gemah ripah loh jinawi! Namun ada kalanya musim hujan menjadi waktu yang menakutkan. Yaitu ketika hujan deras turun berjam-jam, bisa menyebabkan bencana tanah longsor, dan banjir besar. Belum lagi jika hujan disertai angin kencang. Warga di desa kami menyebutnya dengan istilah udan barat gede. Suatu hari, terjadi hujan deras disertai angin yang sangat kencang, dan petir menyambar-nyambar. Kami warga desa hampir semuanya tidak berani berada di dalam rumah, karena sebagian besar rumah warga dibangun dengan model rumah umpak, bertiang kayu, dan beratap gentin...

CERITA KECIL: Main Bola di Tanah Basah (Bagian 44)

Gambar
  Banyak jenis permainan yang bisa dimainkan bersama-sama. Demikian di dusun kami, anak-anak suka bermain bersama, terutama di tempat yang lapang. Bisa di halaman salah satu warga yang luas, bisa di tanah bekas lahan pertanian, atau di area hamparan pasir di pertemuan dua sungai di dusun kami. Semua bentuk permainan sangat mengasyikan dan membuat saya dan teman-teman se permainan menjadi sangat gembira. Bagi kami dan beberapa anak laki-laki, saat yang kami tunggu adalah bermain di waktu hujan. Kami sering bermain bola dalam suasana hujan di tanah lahan berkas ladang yang sudah tidak ada tanaman. Lahan demikian ini menjadi lahan nganggur saat musim kemarau. Ketika musim hujan tiba, dan pemilik lahan belum menanam di lahan tersebut, kami memanfaatkannya sebagai lapangan bermain bola. Termasuk ketika hujan sedang turun. Saat seperti ini menjadi saat yang sangat menggembirakan. Kami bisa bermain dengan seru. Merosot di atas tanah basah dan becek menjadi kenikmatan tersendiri. Namun...

CERITA KECIL: Kemping Pramuka (Bagian 43)

Gambar
  Mengikuti kegiatan pramuka adalah saat-saat menyenangkan. Bisa berkumpul bersama teman-teman sekolah lintas kelas. Melalui kegiatan bermain, bernyannyi, dan latihan tali-temali, mendirikan tenda, baris-berbaris, dan ketrampilan memasak.   Tidak ketinggalan belajar sandi dan simapor. Kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak pramuka adalah kegiatan kemping. Setiap regu diberi satu tenda untuk didirikan dan menjadi tempat hunian selama kegiatan kemping. Saya dan beberapa teman tergabung dalam kelompok dengan pilihan nama sebagai regu kancil. Suatu saat, sekolah kami,-SD Negeri Candirejo I mengadakan kegiatan kemping di lapangan milik pemerintah desa Sumberejo yang berjarak 4 kilometer dari sekolah kami. Sebagai ketua regu, saya diberi tanggung jawab untuk mengatur tugas anggota dalam persiapan, dalam pelaksanaan kemping. Hari pertama, kegiatan berjalan lancar. Tenda sudah terpasang, apel pembuka sudah dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan lainnya di hari pertama ini dapat ber...

CERITA KECIL: Melawan Semut Rangrang (Bagian 42)

Gambar
Musim buah duwet atau jamblang telah tiba. Di dusun kami banyak warga yang menanam tumbuhan duwet di pekarangan sebagai tanaman pagar. Duwet juga banyak di temukan di ladang-ladang milik penduduk di pinggiran desa. Karena duwet bukan menjadi buah bernilai ekonomi, warga desa akan membiarkan anak-anak yang mencari duwet untuk dimakan. Masalahnya adalah bahwa setiap pohon duwet pasti dihuni oleh semut rangrang. Semut rangrang termasuk hewan teritori yang galak menjaga sarang. Gigitan semut rangsang cukup menyakitkan, lebih menyakitkan lagi jika saat menggigit semut-semut itu mengeluarkan cairan yang baunya asam. Kami warga dusun memiliki pengetahuan turun temurun, apabila pohon buah yang banyak dihuni semut rangrang, biasanya buahnya manis. Termasuk buah duwet ini. Menghadapi kondisi demikian, hanya anak-anak yang bernyali tinggi yang berani memanjat pohon duwet. Anak-anak demikian ini menjadi harapan kami untuk mendapatkan buah duwet. Mereka memetik buah duwet sambil membawa kantong u...

CERITA KECIL: Terperosok di Lubuk Sungai (Bagian 41)

Gambar
  Hujan hari itu terjadi dengan derasnya, dan waktu cukup lama, sehingga sungai Pangkah kembali banjir cukup besar. Seperti biasa, banyak orang dewasa dan anak-anak menonton banjir dari atas jembatan penghubung dua wilayah dusun Pangkah, kulon dan wetan kali.   Beberapa anak yang jago berenang berani menantang derasnya aliran sungai, beberapa di antaranya menggunakan batang pisang sebagai pelampung untuk membantu mengambang di sungai. Saya termasuk anak yang kurang jago dalam hal berenang, hanya berani menonton mereka bermain dan bergaya di sungai yang sedang banjir. Saya perhatikan aliran air dekat tiang jembatan membentuk aliran berputar, kami menyebutnya banjir uleg. Aliran air yang demikian itu biasanya akan menciptakan sebuah lubuk. Setelah banjir surut, lubuk ini akan menjadi arena bermain bagi anak-anak dusun. Lubuk sungai bisa hilang jika terjadi banjir besar lagi. Suatu ketika, saya bermain bersama anak-anak lainnya di sebuah lubuk di dekat jembatan dusun. Saat me...

CERITA KECIL : Namaku adalah...? (Bagian 40)

Gambar
  Sekolah mengumumkan kepada seluruh lulusan ke 6. Bahwa ijazah akan segera ditulis. Barang siapa yang akan mengganti nama untuk dituliskan di ijazah harap segera melapor kepada kepala sekolah. Nama yang diberikan oleh ayah dan ibu kepada saya adalah Sugiyanto. Nama inilah yang saya gunakan ketika bersekolah di sekolah dasar. Ada nama lain yang saya miliki yaitu ketika dibaptis dalam gereja katolik saat berusia 1 tahunan. Nama baptis saya adalah Victorianus. Menanggapi pengumuman dari sekolah, saya bertanya kepada ayah, apakah nama baptis saya boleh dicantumkan dalam ijazah. Ayah mengijinkan, maka saya menuliskan nama Victorianus Sugiyanto pada ijazah SD. Bagaimana dengan akta lahirnya? Ayah akan mengurusnya kemudian hari agar ada kesesuaian antara nama ijazah dan nama dalam akta lahir. Beberapa teman saya mengubah nama, bukan karena mencantumkan nama baptis, sebab mereka beragama Islam. Nama-nama kampung diubah menjadi nama yang lebih modern, misalnya nama Gino diubah menjadi ...

CERITA KECIL: Sepatu Baru (Bagian 39)

Gambar
  Sebelum masuk sekolah di SMP Negeri Semin, saya sering disuruh ayah latihan bersepeda untuk jarak yang cukup jauh. Menguji ketahanan katanya. Walau saya sudah biasa mengantar dagangan kelontong ibu ke pasar bersepeda, rasanya memang butuh tenaga cukup kuat untuk bersepeda sejauh 5 kilo meter ke arah selatan. Semin terletak di wilayah yang lebih tinggi dari dusun kami. Harus melewati beberapa jalan tanjakan. Yang paling tinggi adalah jalan Krikilan. Tanjakan Krikilan ini cukup panjang juga curam. Untuk anak se umuran kelas 1 SMP tidak mungkin naik sepeda di jalan tanjakan Krikilan. Cara satu-satunya adalah mendorong sepeda saat di jalan tanjakan Krikilan. Sebaliknya, saat pulang jalan Krikilan ini menjadi turunan yang berbahaya. Sudah banyak kejadian, seseorang mengalami kecelakaan karena sepedanya mengalami masalah pada rem sepedanya,-blong. Maka, saya diwanti-wanti oleh ayah dan ibu, ketika menuruni jalan Krikilan sepedanya dituntun saja. Sebelum waktu sekolah tiba, ayah dan...

CERITA KECIL: Harapan Besar, Menjadi Beban ( Bagian 38)

Gambar
  Diterimanya saya di SMP Negeri Semin tanpa melalui jalur titipan semakin membuat warga desa atau paling tidak warga se dusun semakin memuji kepandaian saya. Terlihat kedua orang tua saya juga sangat bangga. Banyak yang tanya bagaimana caranya, bagaimana bentuk soalnya, soalnya tentang apa saja? Mereka bertanya dengan tujuan membantu anak-anak mereka menembus SMP Negeri tanpa melalui jalur titipan. Sebab, banyak atau sedikit, menggunakan jalur titipan perlu memberikan ucapan terima kasih kepada oknum yang dititipi. Saya hanya bisa menjawab, ya belajar saja dengan rajin, Banyak tanya ke pak guru atau bu guru ketika menghadapi kesulitan belajar. Kuncinya, cermat dan percaya diri. Orang tua di rumah selalu mengingatkan kepada saya: “ayo le, tetap sregep. Pertahankan juara, ben entuk beasiswa meneh” (Ayo, Nak. Tetap rajin belajar. Pertahankan status juara, agar mendapat beasiswa lagi). Saya diam saja, bagi saya itu menjadi beban. Sementara saya masih ingin bermain dengan teman-tem...

CERITA KECIL: Percaya Diri atas Talenta (Bagian 37)

Gambar
  Sebelum mendaftar ke sekolah lanjutan pertama (SMP) Negeri Semin, ayah dan ibu berusaha menitipkan saya ke salah seorang guru SMP Negeri Semin yang berasal dari Desa Candirejo. Melalui kedekatan daerah asal ini coba dimanfaatkan oleh kedua orang tua saya untuk mendapatkan jatah meloloskan anak-anak titipan. Melalui pertolongan suami kakak sepupu saya yang kenal dengan guru SMP Negeri tersebut, nama saya dititipkan. Namun, sore hari menjelang pelaksanaan tes, suami kakak sepupu menyampaikan bahwa nama saya sudah tidak bisa dititipkan karena jatah anak titipan sudah digunakan oleh orang lain. Ibu saya menguatkan hati saya, “ Ra popo le, pasrah neng kersaning Gusti wae. Mugo Gusti maringi berkah.Mugo wae ketompo negeri ”. (Ya sudah, tidak mengapa. Kita prasrahkan kepada kehendak Allah. Semoga Allah memberkati kita, dan kamu dapat diterima di sekolah negeri). Dengan diantar oleh ayah, saya berangkat ke SMP Negeri Semin, dan mengikuti tes, mengerjakan soal. No. pendaftaran saya 065....

CERITA KECIL: Lulus Sekolah Dasar (Bagian 36)

Gambar
  Di tahun ke 6 pendidikan sekolah dasar, pemerintah mengubah kebijakan masa pembelajaran dari bulan Januari- Desember menjadi bulan Juli-Juni. Akibatnya, kami yang sedang berada di kelas 6 harus ikhlas diri mengikuti perp anjangan masa sekolah menjadi 3 semester. Untuk mengisi pembelajaran waktu itu seingat saya para guru kelas 6 memberikan banyak latihan soal. Juga diselenggarakan tes untuk mengukur kesiapan kelas 6 mengikuti ujian sekolah. Jadi, alasan yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan melalui sekolah, pengunduran waktu ujian sekolah adalah untuk memantapkan pengetahuan murid kelas 6 agar lebih siap mengikuti pendidikan tingkat lanjutan. Waktu ujian pun tiba. Kami murid-murid kelas 6 mengikuti ujian sekolah dengan semangat, sekaligus was-was bisakah mengerjakan soal-soal ujian dari pemerintah. Ketika pengumuman kelulusan disampaikan, kami semua dinyatakan lulus. Semua murid menyambut kelulusan dengan riang- gembira, berpelukan, dan ada yang bertangis-tangisan. Setelah k...

CERITA KECIL: Menangkap Musang dengan Karung (Bagian 35)

Gambar
  Bagi masyarakat pedesaan seperti di dusun kami, musang menjadi hama yang sering memangsa ayam peliharaan warga. Oleh sebab itu, musang sering diusir oleh warga dusun agar menjauh dari perkampungan. Jika seekor musang tertangkap biasanya dibunuh dan beberapa orang memanfaatkan dagingnya untuk dikonsumsi. Suatu sore di musim kemarau panjang, air sumur milik keluarga kami menyusut dan mulai kering. Sore itu untuk mandi saya minta ijin ke salah satu tetangga yang sumurnya terkenal tidak pernah kering di musim kemarau, untuk menumpang mandi. Saya berjalan dari rumah sesudah waktu maghrib. Sesampainya di dekat sumur, saya dikejutkan oleh seekor musang yang sedang berburu mangsa di kebun halaman belakang pemilik sumur. Musang itu juga terkejut melihat kedatangan saya. Musang itu lari dan masuk ke rumah pemilik sumur. Mengingat reputasi musang sebagai hama yang sering menerkam ayam warga, saya menyampaikan adanya musang ke tetangga pemilik sumur. Lalu dengan menggunakan lampu senter,...

CERITA KECIL: Menyelamatkan Ayam dari Serangan Musang (Bagian 34)

Gambar
Suatu ketika, saat malam menjelang pagi ada suara berkeok-keok di kandang ayam di belakang rumah kami. Dapat dipastikan ada yang tidak beres yang terjadi di kandang ayam tersebut. Ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu percobaan pencurian oleh maling, atau percobaan pembunuhan oleh musang yang memang masih banyak  hidup di semak-semak di pinggiran desa. Sambil menenteng sebuah pentungan cukup besar dan sebuah senter, ayah bergegas menuju arah kandang. Ketika lampu senter diarahkan ke kandang ayam, rupanya seekor musang sedang mengejar seekor induk ayam kami yang sedang mengasuh 10 ekor anaknya. Menyadari adanya manusia yang menghampirinya, musang tersebut segera melarikan diri, lenyap ditelan kegelapan semak-semak. Ketika ayah memeriksa kondisi induk ayam, tampak paha kanannya terluka dan mengeluarkan darah akibat gigitan musang. Pagi harinya, ayah memeriksa kondisi kandang. Ada dinding yang terbuka. Mungkin musang menggunakan lubang dinding tersebut untuk masuk ke dalam kanda...

CERITA KECIL: Bencana Banjir (Bagian 33)

Gambar
  Suatu hari di musim hujan terjadi hujan lebat sepanjang hari dan malam harinya. Kami warga dusun merasa cemas karena dalam keadaan demikian dapat saja terjadi bencan alam, yaitu tanah longsor dan banjir besar. Pagi harinya, kami mendengar suara kentongan bertalu-talu sebagai tanda akan adanya ancaman bencana. Hujan lebat sehari dan semalam menyebabkan banjir besar di sungai yang mengalir membelah dusun kami. Pagi hari, kami warga dusun mendapati air sungai sampai meluap ke sisi dekat rumah penduduk yang paling dekat daerah sungai. Banjir besar di hari ini tidak memakan korban jiwa. Yang menjadi korban adalah robohnya tiang penyangga jembatan yang menghubungkan dua sisi dusun: Pangkah kulon dan Pangkah wetan. Beberapa warga melaporkan bahwa ayam-ayam piarannya banyak yang tidak kembali ke kandang, mungkin hanyut terbawa banjir besar itu. Peristiwa banjir besar hari itu menurut penuturan orang-orang tua merupakan banjir terbesar yang pernah terjadi. Maka sangat wajar ketika ban...

CERITA KECIL: Ngebolang (Bagian 32)

Gambar
  Pada saat mencari sarang burung bersama dengan teman-teman sebaya sering kali kami merasa haus dan lapar. Sedangkan sering kali kami tidak membawa bekal makanan atau pun minuman. Ketika haus dan lapar itu melanda, kami mencari buah pepaya di ladang-ladang penduduk yang kedapatan ada buahnya yang sedang matang. Sering juga kami menemukan buah pepaya sisa burung gagak yang tinggal separuh. Saat ada pemiliknya, kami meminta ijin untuk boleh mengambil buah pepaya yang sudah matang untuk kami makan bersama. Mana kala tidak ada pemiliknya, rasa lapar mengalahkan kesopanan, pokoknya hajar….! Untuk perkara haus, kami mencari batang tebu, atau sering kali batang tanaman sorgum. Batang sorgum mengandung cukup banyak air, dan rasanya agak manis. Jika kedu atanaman tersebut tidak kami temukan, kami akan mencari sumur-sumur penduduk untuk mengambil air minum. Segar rasanya. Jika pun tidak menenukan sumber air, kami cukup menahan haus sampai tiba kembali di rumah. ...

CERITA KECIL: Mencari Sarang Burung (Bagian 31)

Gambar
  Bersama teman-teman sebaya, kadang kami bersepakat mencari anakan burung di daerah perbukitan di pinggiran desa. Di perbukitan itu ada beberapa jenis burung yang bisa kami temukan, yaitu burung trucukan, kutilang, pentet, tekukur, kacer, dan burung gagak. Jenis burung yang paling sering kami temukan sarangnya adalah jenis trucukan. Kesepakatannya, siapa yang menemukan sarang burung pertama kali adalah yang berhak mengaku sebagai pemilik anakan burung yang ada di dalam sarang. Walaupun sering sarang yang ditemukan adalah sarang kosong. Dari beberapa jenis burung tersebut, yang paling susah untuk ditemukan yaitu burung kacer sebab jenis ini bersarang di lubang pohon. Untuk menemukan sarang kacer, harus jeli memperhatikan induk burung yang sedang membawa pakan di paruhnya. Ke mana arah terbang burung kacer itu diikuti dari kejauhan agar dapat mencari di mana letak sarangnya. Burung kacer termasuk cerdik. Jika burung ini mengetahui ada orang yang mengikutinya saat sedang membawa pa...

CERITA KECIL: Menerima Tamparan Bapa Uskup (Bagian 30)

Gambar
  Setahun kemudian setelah menerima komuni pertama, saat saya duduk di kelas 6 sekolah dasar, saya termasuk yang didaftarkan oleh ketua lingkungan (kring) yaitu pak de saya, untuk mengikuti misa penerimaan sakramen kasantosan (misa krisma). Saat itu misa berlangsung di stasi Sambeng. Kami dari kring Candirejo harus menempuh perjalanan sejauh 6 kilo meter ke arah barat. Kami berjalan berombongan melalui jalan tembus, sebuah jalan kampung yang dikeraskan dengan bebatuan. Saya saat itu dipenuhi perasaan dag dig dug, sebab oleh ketua kring hanya diberi tahu tata caranya, bahwa saat menerima sakramen kasantosan Bapa Uskup akan menampar pipi kita, dan wajib menjawab Amin. Saya membayangkan, ditampar pipi apakah tidak sakit? Karena pak de mengatakan untuk dapat menjadi orang katolik harus kuat. Saya menjadi sangat cemas, apakah nanti saya kuat menerima tamparan seorang Uskup. Tibalah saatnya penerima sakramen kasantosan.   Satu persatu dipanggil maju untuk menerima tamparan Bapa ...