Cerita 9 Memberi Contekan

MEMBERI CONTEKAN

     Aku mempunyai seorang teman akrab saat aku duduk di bangkus sekolah kelas 3 SMA. Namanya Supriyanto, tetapi lebih sering dipanggil Iyik. Ia adalah teman baru di kelasku. Ia menyebut dirinya veteran. Ya, Iyik adalah siswa kelas 3 di kelasku yang tahun lalu tidak lulus karena gagal dalam ujian sekolah. Oleh wali kelasku, Pak Sardjono, Iyik ditempatkan sebangku denganku. Dari itu akupun mendapat tugas berat dari Pak Sardjono, karena aku harus mengajarinya setiap kali temanku ini  mengalami kesulitan mengikuti penjelasan guru di kelas.

     Karena itulah, Iyik menjadi satu dari beberapa teman akrabku. Istimewanya Iyik adalah sering mengajakku ke rumahnya untuk belajar bersama. Dan yang paling berkesan bagiku adalah makan gratis yang disajikan oleh ibunya. Aku sangat senang dengan hal itu, maklum aku adalah seorang anak kos. Aku tinggal di kamar kos di kota Wonosari yang jauhnya sekitar 23 km dari rumah orangtuaku.

     Selama Iyik belajar bersama dengan aku, ia dapat mengikuti belajar di kelas dengan cukup baik. Pelajaran yang paling tidak dikuasasi oleh Iyik yaitu pelajaran yang diampu oleh Pak Sardjono,- pelajaran bahasa Inggris. Sebenarnya aku juga tidak pandai-pandai  amat pada pelajaran bahasa inggris, buktinya sampai sekarang aku tidak lancar berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan. Memang, untuk urusan grammar, aku lumayanlah....

     Dalam perjalanan belajar bahasa Inggris itulah, aku pernah melakukan kecurangan. Kecurangan yang aku lakukan adalah membantu Iyik menjawab soal ulangan umum. Beberapa hari aku pikirkan cara bagaimana bisa membantunya, Berbagai rancangan cara menyontek kami munculkan ide brilian agar tidak ketahuan oleh guru.

     Dasar mujur, sebuah teknik mencontek terbaru muncul. Kebetulan aku mendapat bangku paling depan bagian tengah kelas. Sementara dia duduk di belakang berselang 3 bangku, tetapi di deretan sebelah kanan. Posisi itu menyebabkan dia dapat melihat kode-kode rahasia. Kode yang hanya dikenali olehku dan Iyik

     Perkenankan aku mengatakan kode rahasia itu. Malam hari saat aku dan dia belajar bahasa Inggris bersama Iyik di rumahnya disepakati kode. Jika aku memegang bolpen dengan cara menjepit dengan jari telunjuk dan jari tengah dan ujung bolpen menghadap bawah itu artinya pilihan A. Jika ujung bolpen menghadap atas artinya B. Saat posisi  boplen mendatar dengan ujungnya menghadap pipi, artinya C, dan jika ujungnya ke arah luar itu D.  Apabila aku menjatuhkan tangan di sisi badan, jawabnya adalah E.

     Bagaimana kalau tidak tahu jawabannya? Bolpen aku letakkan di atas meja. Untuk mengatur proses contek-mencotek itu Iyik harus mengikuti kode-kode itu dari nomor soal pertama sampai nomor terakhir. Proses contek-mencontek sukses.

     Seminggu kemudian, hasil ulangan umum disampaikan oleh Pak Sardjono, walaupun bukan nilai per murid, melainkan nilai rata-rata kelas dan kemajuan beberapa murid. Iyik termasuk yang disebut oleh Pak Sardjono sebagai murid yang majunya luar biasa. Semua murid di kelas bersorak. Kecuali aku. Aku kecut, resah, dan takut karena aku merasa telah menipu Pak Sardjono.

    Setelah itu, aku bicara dengannya, kalau aku deg-degan, takut. Takut ketahuan telah berbuat curang. Takut kalau temanku,-Iyik  ditanya-tanya bagaimana bisa meningkatkan nilainya. Jangan-jangan ia mengatakan hal sebenarnya. Untunglah Iyik mengatakan tidak akan membuka rahasia di antara kita.

     Aku berjanji kepada diri sendiri untuk tidak mengulangi perbuatan curang itu. Aku memang tetap mau belajar bersama dengan Iyik. Alhamudillah, Iyik ternyata semakin rajin belajar. Akhirnya Tuhan mengabulkan doaku, saat Ujian Akhir Sekolah dan Ebtanas, Iyik mendapat ruangan berbeda sehingga kesepakatan curang tidak terulang.

    Kami pun lulusan dari sekolah. aku tidak lagi mejadi juara pertama. Aku menempati ranking 3. Barangkali itu adalah sapaan Tuhan atas kecuranganku dahulu. Sejujurnya dara rasa sesal dan kecewa mendapati hasil itu.  Akhirnya aku hanya bisa memaknai, bahwa perbuatan curang akan mengakibatkan kerugian. Anggap sebuah pengalaman pahit.

   Tetapi aku harus bersyukur Tuhan masih meyayangiku, Selain masih diberi kesempatan berada di posisi ke tiga , dengan prestasiku, aku lolos saringan penerimaaan mahasiswa baru melalui jalur penelusuran minat dan bakat (PMDK). Aku adalah satu dari sepuluh orang seangkatanku yang berhasl lolos pmdk tahun itu.

(Tuhan, ampunilah kesalahanku). (vic)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL