Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

PUISI 45 CERITA

MASA KECIL Aku adalah  cukup beruntung dilahirkan oleh seorang ibu sederhana petani desa sebagai buah cinta dari ayah yang juga sangat sederhana Aku adalah anak-laki satu-satunya dari keluarga yang sudah anak- anak perempuan oleh karenanya aku sangat disayang oleh orangtua juga oleh semua kakakku yang luar biasa Saat kecil hidupku sungguh berwarna bermain bola dengan teman-temanku sampai lupa waktu bermain bentengan di tanah berdebu bermain kelereng dari waktu kewaktu mencari jangkrik di ladang-ladang dan bermain air di sungai yang mengalir jernih Masa kecil masa yang penuh memori Indah berseri. (vic) HADIAH Saat tiba aku sekolah sekolahku masih dinding bambu jarak rumahku dengan sekolah cukup ditempuh dengan jalan kaki dengan kaki-kaki tak bersepatu Senangku sangat belajar menulis belajar membaca belajar menyanyi dengan suka Aku senang lagi ketika nilaiku ternyata terpuji dan negara memberiku hadiah bagiku sangat luar biasa Dengan hadiah itu aku

PUISI 44 PANAS BUNG

PANAS BUNG? Bung, Panas? ya namanya lagi musim kemarau, pastilah udara panas kalau tidak tahan panasnya udara siang ini cobalah memakai payung kesejukan Panas, Bung? jangan melangkah buru-buru jangan berteriak sekuat nafsu jangan lempar batu sebab itu akan melukainya dan melukaimu. (vic) PANAS Kini terus saja menjadi sangat panas sebab udara kotor semakin ganas setiap hari berkubik-kubik gas tersembur hebat Semua orang berlalu lalang menarik tuas keraskeras suara menderu semakin liar dan panas terus terlontar Kapan panas akan mereda akankah menunggu saat tiba bumi yang semakin renta tak sanggup lagi memberi kesejukan?(vic) PANAS HATI Kalau panas hati terjadi kata santun isinya keji kalau panas hati semakin pasti sikap santun tidak lagi tersaji Kalau hati jadi panas hasrat kuat hanya pada kuasa otak tak lagi bisa berpikir jenih yang ada adalah tuduh menuduh Panas hati, panas hari semakin kini semakin berapi diri semakin rapuh oleh sumpah ser

PUISI 43 KUDAKI

KUDAKI Untuk mencapai cita aku daki gunung harapan setinggi aku mampu untuk mencapai harapan kudaki jalan berliku dengan semangat Untuk meraih mimpi akan kudaki terjalnya tebing yang menghalangi akan kudaki sampai mimpi tergenggam dalam sunyi karena hati yang menikmati. (vic) KUDA PACU Terus berlaga terlus berlari terus bergerak terus melonjak Kuda pacu tak boleh berhenti kuda pacu tak hendak menyerah kuda pacu menatap satu Harus bisa! (vic) BERLOMBA Jika sedang berlomba tak perduli teman tak peduli lawan adanya cuma berlaga Jika sedang berlomba cuma satu yang diminta lawanku harus kukalahkan apa yang ditujuan harus tergenggam. (vic) SINIS Jika hati sinis mukapun bengis jika hati bengis mukapun sinis Senyum memang terkembang tetapi gigi terlihat mengancam gigi runcing menebar ancaman siap menerkam hancurkan lawan Sinis bengis ancam terkam (vic) DUKA NEGERI Negeri tercinta sedang berduka negeri tercinta sedih tak terkira seb

PUISI 42 KUNJUNGAN

SELAMAT DATANG DI NEGERI PENUH WARNA Selamat datang hai tamu selamat datang di negeri penuh warna selamat datang dan menikmati semua pemandangan kami siap memberikan senyuman menyambutmu dan seluruh rombongan Selamat datang hai tamu di negeri penuh bunga warna merah yang merekah warna kuning yang sangat bening warna hijau royo-royo warna hitam yang tenang Selamat datang hai para sahabat kami siap menyambutmu kami senang akan persahabatan kami sedang dan sepakat persabahatan tak terkekang oleh kebencian Negeri yang penuh warna aman bagi siapa yang punya niat berbahagia kami adalah bunga. (vic) SALAMAN Tanganmu aku genggam dalam suasana batin yang merindu tanganmu aku sentuh dalam cinta kasih untuk Tak peduli ada pandangan sinis yang tidak rela karena dia tak bisa biarkan tanganmu tetap mari salaman penuh hangat. (vic) ENTAHLAH Entahlah mengapa saat ini terasa jerih suara lantang menantang awan suara lengking menjadi lolong anjing Entahlah men