Cerita-12 Buah Sawo

BUAH SAWO



    Tiga bulan setelah kami menikah, Erni Istriku mengandung. Pada kehamilan anak pertama ini, Erni mengalami ngidam. Ada du makanan yang sangat ingin ia nikmati. Yaitu daging kodok dan buah sawo.
Daging kodok, aku geli. Saat itu, istriku pergi ke Pasar Kopro ditemani bu Sisil, tetangga sebelah. Pulang dari pasar, istriku sangat cerita dan dengan bangga ia mengatakan berhasil mencari daging kodok. Dengan sungkan aku melihat juga sekantong plastik daging paha kodok. Aku harus mengalahkan rasa berdesir di kulitku, geli. Tetapi demi istri yang sedang ngidam, aku beranikan untuk melihatnya. 

   Dengan semangat istriku memasak daging kodok itu. Cukup digoreng dengan minyak dan bumbu seadanya karena istriku sejatinya tidak bisa memasak. Setelah dirasa cukup matang, istriku mengajak makan. Aku diberinya sepiring nasi dan sejumput daging kodok itu. Ah, dengan agak terpaksa aku makan juga, walau setiap aku mengunyah daging kodok goreng itu rasanya ada sesuatu yang menghalanginya. Rasa Geli. Apalagi saat istriku memintaku untuk menelan daging itu. Oh rasanya….

    Setelah terpenuhi hasrat makan daging kodok, istriku minta dibelikan sawo. Berhari-hari aku mencari ke segenap pasar, dan supermarket di sekitar Jakarta Barat. Setiap penjual buah aku tanya apa menjual buah sawo, jawabannya kompak: wah, sedang tidak musim.
Ketiadaan sawo di para penjual buah menyebabkan istriku agak kecewa. “Yah, gak ada ya mas? Aku pengin banget…”. Aku juga kasihan melihatnya kecewa. Aku hanya bisa menghiburnya, semoga di lain aktu bisa mendapatkan buah sawo.

    Suatu sore, aku ajak istriku ke sebuah supermarket. Akasia nama supermarket itu. Tempatnya tidak jauh dari rumah tinggal kami. Tujuannya bukan mencari sawo, tetapi belanja barang kebutuhan sehari-hari, sabun, odol, gula, minyak, dan sebagainya. Saat kami tiba di bagian buah, istriku berteriak “Sawoooooo…”. Aku kaget, juga pengunjung di supermarket itu tentunya kaget. Dengan agak malu-malu, aku minta maaf atas kejadian itu. Sambil mengatakan kalau istriku sangat senang akhirnya bisa menemukan sawo. Ia sedang ngidam, kandungan anak pertama.(vic)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL