Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Tawon Ndas

  Dengan kemampuannya dalam hal mengolah kata, Andis memang jagonya. Maka dalam setiap perdebatan baik besar atau kecil dia selalu mampu membuat lawan debatnya terpaksa bertekuk lutut karena tidak mampu membalasnya dengan kata-kata yang melangit. Dalam sebuah debat pemilihan jabatan lurah di kelurahan Ujung Desa, Andis mampu membuat lawan debatnya   yaitu Prakosa tergagu dan cuma bisa bergumam dalam hatinya:”Ah, kamu itu bisanya cuma omon saja!” Sementara dalam debat calon lurah itu, Andis mendapat bahan untuk menilai seberapa pantas Prakosa. Ketika ditanya berapa penilaiannya bagi Prakosa, Andis mengatakan bahwa Prakosa tidak akan mampu menjadi sosok lurah, karena saat jadi jagabaya di Ujung DesaPrakosa dinilai gagal. Dengan jumawa Andis memberi nilai 1 kepada Prakosa. Tentu saja Prakosa semakin panas hatinya. Apalagi, sebelumnya dia juga diberi nilai 5 oleh Gandar salah saru pesaing calon lurah. Kalau kedua nilai itu digabungkan dan kemudian dirata-rata, maka Prakosa mendapatkan

TIBA WAKTUNYA

Seumpama perjalanan, maka perjalananku bersama sekolah ini telah hampir tiba di tempat. Rasa lelah tentu ada, tetapi rasa lega juga pasti ada. Tak terasa tiga puluh dua tahun sudah aku mengabdikan diriku sebagai seorang guru semenjak aku lulus dari sebuah instritut keguruan di negeri Yogyakarta, kota kecil namun bersejarah. Aku mengembara ke kota besar yang namyanya megah seantero benua,-JAKARTA. Pengembaraanku di kota Jakarta ini adalah demi memupuk semangatku sebagi anak negeri yang sangat menikmati bagaiman mengajarkan ilmu dan budi pekerti bagi sekian banyak anak-anak negeri dari generasi ke generasi. Kini, bendera merah putih telah berkibar di puncak bukit pengabdianku. Saatnya tiba, untuk ku kembali bersama dengan anak dan istriku. Menikmati kehangatan waktu bersama. Semoga kebun kehidupanku tetapi bersemi dan mengahasilkan kesegaran oksigen bagi siapa saja yang mau menyapaku. Tidak menyapa dekatpun bisa, karena sapaan juga bisa dari jauh dengan hanya sekedar menatap dan mela

INILAH WAKTU MILIKMU

Anakku, tidak terasa bahwa waktu terus berlalu. Dan tahu-tahu, engkau semakin besar dan dewasa. Ayahmu ini seakan termangu saat engkau mengenalkan sewajah perempuan yang engkau katakan sangat mencintaimu. Demikian juga engkau sangat mencintainya. Dan akhirnya aku tersadar, bahwa aku telah menjadi sosok orang tua yang mesti memahami bahwa hidupmu adalah duniamu. Silakan melangkah maju, anakku. Tentukan titik masa depanmu. Waktu adalah milikmu bersamanya. Yakinlah bahwa dunia ini penuh nuansa, nikmati dengan bahagia. 6 Januari 2024

BAYANGAN di BELUKAR

Paman, menurut perasaanku, aku ini sudah besar. Bukan lagi bocah cilik ingusan. Jadi, sudah waktunya aku menampakkan diri kepada dunia siap aku ini. AKu ingin meneruskan perjuangan ayah untuk menjadi orang besar. Ya, keponakanku. Kamu sudah cukup usia untuk mencoba menjadi penerus ayahmu. Tetapi di negeri ini, masyarakat memiliki aturan yang harus dipatuhi oleh siapa saja yang ingin menjadi sosok yang memiliki pengaruh besar tidak saja kepada keluarga, tetapi juga kepada seluruh dunia. Aku paham, paman. Tetapi saat ini, aku bisa menyusup di padang-padang belantara, agar aku tidak kelihatan dan tersamar. Sehingga ketika aku berteriak, tidak ada yang tahu bahwa aku ada di sana. Mereka hanya mampu melihat bayang-bayang tubuhku. Baiklah, keponakanku. Ku restui engkau menyusup di antara rerumputan dan perdu di padang belantara. Semoga suaramu mampu mengguncang dunia, dan tahu bahwa engkau sudah ada dengan bayang-bayangmu yang semakin nyata.   6 Januari 2024.