Cerita-13 Toge Goreng
TOGE GORENG
Hatiku sungguh senang saat istri
mengabarkan,”Mas, anak kita akan segera punya adik”. Ini kehamilan kedua
istriku. Melihat pengalaman yang lalu, istriku ngidam, aku bersiap-siap kalau-kalau
ngidamnya minta makanan yang barangkali susah dicari,- seperti dulu ngidamnya anak pertama.
Tunggu punya tunggu nyata istriku
tidak menunjukkan tanda-tanda ngidam. Maka akau bertanya”Dik, kamu ngidam apa,
sawo lagi? Apa kodok lagi?”. Istriku mengatakan kalau pada kehamilan kali ini
tidak mau apa-apa. Tidak ngidam!
Setelah kandungan menginjak bulan
ketiga, anehnya aku justru yang kepingin makan makanan yang belum pernah aku
makan. Aku begitu kepengin melihat orang menikmati jenis jajanan itu di Stasiun
Serpong. Apalagi saat kereta api yang saya tumpangi menuju ke Stasiun Parung
Panjang berhenti di Serpong, menunggu kereta yang akan bersimpangan, aku
melihat orang banyak yang mengantre membeli jajanan makanan itu. Mereka
menikmati jajanan itu. Nikmatnya? Perlahan aku mendekati penjual jajanan itu,
Aku lihat di gerobaknya tertulis : Toge Goreng.
Aku bercerita pada istriku. Aku
akan membeli makanan toge goring di Stasiun Serpong. “Dik, aku mau beli toge goreng,
kamu mau gak saya belikan?” . Istriku menjawab singkat”Gak mau, aku gak doyan
toge goreng”. Aduh….. istriku tidak tidak mau makan toge goreng. Akupun
mengurungkan niat membeli makanan toge goreng.
Tetapi apa dayaku? Rupanya rasa
ingin makan toge goreng itu tidak terbendung. Ketika kereta api berhenti di
Stasiun Serpong, aku turun dari kereta, dan mendekati penjual toge goreng. Aku
pesan seporsi. Aku perhatikan cara membuatnya. Diambilnya segenggam toge, lalu
direbus dengan loyang di atas tungku. Setelah cukup matang, toge itu diambil
diletakkan di atas piring, diberinya bumbu sambal yang terbuat dari oncom.
Aku begitu menikmati toge goreng itu.
Sungguh nikmat rasanya. Ini pertama kali aku makan toge goreng. Puas rasanya.
Setelah membayar harga toge goreng itu, kereta api yang menuju stasiun Parung
Panjang akan segera berangkat. Aku bergegas, meloncat ke atas gerbong, sebab
kereta itu mulai bergerak perlahan. Setiba di rumah, aku bercerita kepada
istriku, bahwa aku sudah makan toge goreng. Istriku hanya tersenyum.
Menjelang tidur, aku teringat
lagi bagaimana sipenjual toge goreng menyiapkan makanan tersebut. Aku
bertanya-tanya, kapan menggorengnya? Kok cuma direbus? Kenapa disebut toge
goreng?
Pertanyaan itu sampai sekarang
belum terjawab. (vic)
Komentar
Posting Komentar