Cerita-11 Pengalaman
PENGALAMAN TAK TERLUPAKAN
Dua puluh lima Desember, 1990. Adalah hari yang sangat
berkesan bagiku. Suatu pengalaman yang tidak akan terulang, dan jangan sampai
terulang!
Hari itu, pagi-pagi benar aku menghidupkan motor di depan
rumah sepupuku di Solo. Ya, malam harinya aku dan sepupuku, yang biasa aku
panggil Mas Tar menginap di rumah kakaknya untuk merayakan malam natal. Kami
harus segera pulang ke dusun kami yang jaraknya satu jam perjalanan dari Solo.
Kami pulang karena motor itu akan digunakan kakaknya Mas Tar untuk menuju acara
natalan di kota kecamatan. 5 kilometer dari dusunku.
Entah mengapa, motor itu tidak segera hidup. Setiap kali aku
Tarik tuas gas, bukannya bersuara nyaring, justru mati. Mas Cuma bilang..sabar
ya, maklum motor tua. Hawa pagi ini sangat dingin, barang kali motornya masih
kedinginan. Pada akhirnya motor itupun hidup. Setelah dipanasi sekita lima
menit, aku dan Mas Tar berboncengan naik motor. Aku yang diberi tugas menjadi
pengemudi motor. Aku senang saja karena aku sedang berlatih naik motor.
Hitung-hitung menambah jam terbang bermotor.
Perjalanan naik motor itu harus melewati jembatan yang
melintang di atas sungai Banmati. Sungai yang cukup besar. Pagi itu sungai
sedang bajir sukup besar, sebab malam harinya hujan deras.
“Kamu berani gak naik motor melalui jembatan ini?” ujar Mas
Tar.
“Aku coba, ya.” Jawabku.
Jembatan di atas sungai Banmati ini terbuat dari anyaman bambu
yang lebarnnya hanya satu setengah meter. Dengan hati-hati aku kendarai motor
itu sendirian. Mas Tar membiarkan aku mengendarai motor untuk menguji
ketrampilanku, lebih tepatnya kenekatanku, karena hanya yang sudah mahir
mengendarai motor yang beranai melalui jembatan itu.
Dengan percaya diri, aku mulai menarik gas, dan akhirnya
sampailah aku dengan motor berada di tengah-tengah jembatan. 15 meter jauhnya
dari tepi sungai. Sesaat aku berpikir, asyik naik motor di atas jembatan bambu.
Sesaat kemudian, aku tertarik pada air sungai yang mengalir cukup deras.
Warnanya coklat.
Dari jauh aku dengan suara Mas Tar. “Ati-ati, jangan
berhenti, nanti jatuh”. Hup, aku pun konsentrasi mengarahkan mataku ke jembatan
lagi. Namun keanehan aku rasakan, jembatan itu rasanya bergoyang ke kanan dan
kekiri. Lantas akupun menginjal pedal rem untuk berhenti sambal merem untuk
menghilangkan pandangan mata yang melihat jembatan bergoyang-goyang. Tiba-tiba,
aku dan motornya terjun ke sungai Banmati. Lamat-lamat aku dengan suara Mas Tar
berteriak. “Awas….!” Begitu suara Mas Tar selesai….Byurrrrrr …. Aku sudah di
dalam air bersama motor.
Untungnya, pagi itu ada orang yang menolongku. Aku ditolong
sampai ke pinggir sungai. Demikian juga motor itu ada yang mengangkatnya ke
pinggir sungai. (vic)
Komentar
Posting Komentar