Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

PUISI-16 HENDAKLAH

HENDAKLAH Hendaklah meluangkan waktu karena waktu terus berpacu setiap hal ada waktunya maka janganlah lupa bekerja dan berkarya seturut agenda Hendaklah meluangkan waktu karena waktu terus maju jauh meninggalkan segala sesuatu takkan pernah bisa terkejar lagi Hendaklah tidak berhenti hanya karena lelah atau juga karena hasrat menyerah sebab waktu untuk karya tetap menanti dan apresiasi pasti terjadi jika karya itu telah terbukti Teruslah maju teruslah menyerbu senjata iman dan harapan jangan lupa bersama Allah pasti kuat dan perkasa menjadi yang pertama. (vic) DENGARLAH SUMPAHKU Dengarlah sumpahku aku telah bersumpah di depan altar suci aku akan mencintaimu sepanjang hidup ini dalam suka dalam duka dalam sehat dalam sakit dalam senang dalam susah Dengarlah sumpahku aku telah bersumpah di hadapan saksi aku akan tetap mencintaimu aku akan menjadi ayah yang terbaik aku akan menjadi ayah yang bertanggungjawab atas keluarga dan anak-anak Denga

PUISI 15 GURU

GURU  Sejatinya guru itu besar maknanya guru, laku digugu dan ditiru Sejatinya guru itu adalah bintang kejora terang bersinar menyejukkan hati setiap makhluk Sejatinya guru itu bijaksana yang berlaku welas dan asih Sejatinya guru bukanlah tidak boleh memarahi jika memang dirasa perlu namun, sejatinya kemarahan guru untuk membangun negeri bukan karena merasa sebagai harga diri Sejatinya guru mesti menjadi inspirasi tidak elok jika guru justru melukai Sejatinya guru memang hanyalah manusia namun diberkati untuk menarik anak panah, anak-anak negeri agar menjadi petualang di masanya sendiri Sejatinya guru haruslah memiliki kaki kokoh agar tidak tumbang oleh warisan emosi dan memandang kebenaran dari sudut diri sendiri Guru adalah penjaga istana sanubari. (vic) THANK YOU.... Kamu memang tahu diriku kamu memang sungguh tahu kemauanku kamu memerimaku apa adanya kamu menerimaku dengan kekuranganku aku hanya ucapkan thank you Kamu telah menjadi hidupku ka

PUISI 14 Hujan

HUJAN  Langitku tampak kelabu Matahari sudah pasti malu rintik hujan jatuh di atas atap-atap rumah ciptakan aluran musik alam berdenting merdu Hujan rintik sedari tadi memaksaku menunggu waktu sambil berlayar ke ujung dunia lewat pesan-pesan maya Hujan rintik terus bergemericik dipadu hembusan angin dingin dan sepi Hujan tak pandang hari hujan tak lagi peduli musim tanpa peduli tanpa tanda jatuh semena-mena karena manusia tak lagi merasa gerus bumi tanpa henti gerus hutan tanpa pesan Hujan tak lagi musiman kapan datang sesuka-suka banjir luapan tunggu giliran MENUNGGU Kulihat langit tak biru kulihat langit sedang hitam kelabu titik hujan mulai satu-satu menyapu kabut debu Kulihat langit semakin hitam angin deras manyapu wajah hatiku semakin ragu masih berhenti atau maju Aku ragu kapan langit akan biru sebab titik air semakin ribut berseru lalu menyapu kabut jalanan silang siur kendaraan berjalan zig-zag berpacu dengan waktu Kutetapk