Cerita-14. Gajiku
GAJIKU
Aku mencari sebuah alamat di
Jakarta Barat. Pagi-pagi benar aku berangkat dari Kalisari, Jakarta Timur
menuju Jalan Karmel Raya No. 2 Kebon Jeruk.
Aku mencari alamat itu untuk
bertemu dengan pihak yang membuat iklan tempel di papan pengumuman di kampusku. Iklan itu aku
lihat saat aku persiapan wisuda sarjana di Fakultas FPMIPA IKIP Negeri Yogyakarta.
Bunyinya”DIbutuhkan guru biologi, laki-laki untuk mengajar di SMA Katolik Sang Timur.
Yang berminat kami persilakan membuat lamaran dan dikirim ke Yayasan Karya Sang
Timur Jakarta. Alamat: Jalan Karmel Raya No. 2 Kebon Jeruk. Jakarta Barat.”
Setelah menempuh perjalanan dengan
naik bus Mayasari Bakti, aku turun di perempatan Slipi. Karena aku tidak tahu
arah jalan-jalan di Jakarta, aku beranikan bertanya pada seorang polisi yang
sedang berjaga . “ Mohon tanya, Pak . Arah menuju alamat ini ke mana?” Tanyaku
sembari menunjukkan selembar kertas yang sudah aku tulisi alamat yang aku cari.
“Oh, anda naik mikrolet 09 menuju
Kebon Jeruk”. Setelah mengucapkan terima kasih, aku menyetop angkot warna biru nomor
09. Aku duduk di bangku depan di samping pak sopir. Setelah beberapa saat
berada di dalam angkot aku bertanya. “Pak, saya mau ke Kebon Jeruk, nanti kalau
sudah di kebon jeruk bapak beri tahu ya!”.
“Mas mau ke Kebon Jeruk?” tanya sopir itu.
“Ya, Pak. Mau melamar kerja”
“O, mas salah arah. Ini angkot
menuju ke Tanah Abang”. Aku kaget. Akupun lantas turun. Kalau tidak salah di
depan rumah sakit Pelni. Aku nyebrang jalan, sebab arah kebon jeruk harus balik
lagi ke perempatan Slipi. Sesudah beberapa saat berada di angkot 09 arah balik
aku sampai di daerah Batu Sari.
“Di sini, Mas. Nanti nyambung
metromini arah Grogol” jelas sopir angkot.
Selanjutnya aku naik metromini
jurusan Batusari Tanah Abang. Sambil membayar ongkos, aku minta tolong kondetur
metromini untuk menunjukkan alamat yang aku cari. Ternyata tidak sampai
bermenit-menit, sudah dekat alamat. Aku turun dari metromini. Untuk memastikan
benar-tidaknya alamat, kembali saya bertanya kepada seorang yang sedang mencuci
mobil di jalan Gilisamping.
“Benar, anda langsung saja
mengikuti jalan ini, terus balik kanan masuk jalan Sang Timur” demikian
penjelasan bapak itu. Aku semakin yakin, karena aku melalui jalan sang timur.
Kemudian aku memasuki area sebuah gereja, Maria Bunda Karmel. Sekolah yang aku
cari ada di belakang gereja ini.
Sesampainya di sekolah SMA Sang
Timur, aku bertanya kepada seorang suster untuk bertemu dengan kepala sekolah.
Aku diminta untuk menunggu di ruang tamu. Sejenak kemudian datanglah seorang
suster berjubah coklat dengan kalung biarawati yang bertulis Manete In Me.
Suster itu dengan ramah menemui aku. Dan bertanya apa keperluanku.
Kemudian saya ajukan surat
lamaran yang sudah kusiapkan.
“Bapak bisa membimbing praktikum?”tanya
suster itu.
“Bisa, suster”. Jawabku singkat. Selanjutnya
aku diberi beberapa pertanyaan yang coba saya jawab dengan mantab.
Beberapa hari kemudian, sebuah
surat panggilan dikirimkan pihak sekolah kepadaku melalui kantor kakakku. Di
Pekan kemudian setelah surat panggilan itu, aku mulai bekerja di sekolah Sang
Timur. Tepatnya di bulan Januari.
Pada akhir bulan Januari, Suster
yang baik itu memanggilku untuk datang ke kantornya. Di sana aku diberi tahu,”Hari
ini, bapak kami beri gaji. Terimalah, semoga Bapak tetap kerasan mengajar di
sini”.
Aku menerima gaji pertamaku.
Kugenggam erat amplop putih itu. Walau aku tahu, isinya tidak seberapa. Aku
tahu itu hanya sedikit uang, karena amplop itu terasa tipis di telapak
tanganku. Siangnya aku pulang dengan
perasaan senang. Hari ini aku sudah memiliki uang dari hasil kerja sendiri. (vic)
Komentar
Posting Komentar