Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

PUISI 62 BERHASIL

LIHATLAH Lihatlah pemandangan indah di tepi kota jalur mamanjang kekar tegar di balut bayang-bayang gunung nan hijau membiru tepi jalan sejuk merayu Lihatlah hasil pembangunan bangsaku sedang giat menata wajah merias sanubari demi sebuah berkah lihatlah hujan rintik dan kabut menyusuri segenap relung-relung lembah lembah yang terbelah jalan panjang di tepi kota yang sepi Lihatlah sebuah jalan memanjang jalan yang berujung pada kebahagiaan ketika mampu melalui dengan aman bertemu dengan sanak saudara di rumah SEBERAPA KAMU Apabila kamu menuntut datangnya sebuah kualitas dan menimpakan keburukan kepada orang lain, selain kamu maka kamu bukan siapa-siapa Apa yang kamu mau, hanyalah seberapa kamu bisa memberi kamu tidak akan mendapatkan apapun, kalau kamu tidak memberi apapun Saat kamu menolak saran dari orang lain maka kamu adalah barang yang siap terbuang karena kamu sudah penuh dengan rasa kepongahan dan rasa sombong diri Seberapa kamu.... terukur dar

Puisi 61. Saling

PERLU SALING Hai pemimpin.... di tanganmu nasib sebuah bangsa! dibutuhkan tangan dinginmu untuk menumbuhkan bibit kemanusian ditangamulah nasib seluruh umat... jangan biarlah hujan dan badai melunturkan semangat kepemimpinanmu Saling peduli, saling menghormati, dang saling percaya adalah pupuk surgawi agar tercapai damai di hati, damai di bumi! Seorang pemimpin seyogyanya bersikap dan bertindak terhormat , Seorang pemimpin  semestinya melindungi, bukan mengancam, menyejukkan, bukan justru membakar dendam membina peradaban, bukan justru menghancurkannya. Seorang pemimpin harus berdiri paling depan, bukan justru berlari paling cepat hanya untuk berlindung di balik fanatisme pengikut yang setia  membabi buta. Hai pemimpin, jika kamu sudah terlanjur lari... segeralah kembali! Jika kamu terlanjut bertindak pecundang.... segeralah bersikap sebagai pemenang, jangan cuma jago kandang sekali berkokok, senyap lalu senyap! SINDIR, TAK PERLU. Jangan pada nyinyir, kare

Cerita 20. Kambingku

KAMBINGKU MATI EMPAT Jauh sebelum heboh kasus kopi sianida yang menghabiskan energi peradilan, dengan korban seorang perempuan di Jakarta, aku mempunyai pengalaman traumatik dengan racun yang namanya sianida. Bedanya, di Jakarta si korban meninggal setelah minum kopi yang diduga sengaja diberi racun sianida, pengalaman traumatikku terjadi dengan tidak sengaja. Jadi, oknum pelakunya cukup meminta maaf tanpa perlu dihadirkan di sidang pengadilan. Kejadiannya, aku memiliki beberapa ekor kambing, Kambing-kambing tersebut adalah hasil pengembangbiakan kambing yang aku beli dengan uang beasiswa . Aku memperoleh beasiswa setelah nilai sekolahku baik. Oleh pemerintah, prestasiku diapresiasi dengan memberi sejumlah uang beasiswa. Setelah beberapa tahun, kambing milikku telah beranak-pinak menjadi beberapa ekor. Adalah Bu Atun, seorang guru sekolah dasar di desaku. Bu Atun tinggal di rumah ayah dan ibuku. Oleh orangtuaku, Bu Atun diberi sebuah kamar untuk ditempati bersama anaknya y

Cerita 19. Kilas Mei 98

PENGALAMAN TRAUMA (JANGAN TERULANG) 13 Mei 1998. Situasi politik saat itu sangat menegangkan. Berawal dari terpilihnya Sang Jenderal Tua menjadi pucuk pimpinan negeri untuk yang kesekian kali, suasana kota Jakarta menjadi sangat liar. Beberapa aktivis penentang sang Jenderal tiba-tiba lenyap entah kemana?. Memicu terjadinya aksi demontrasi di sudut-sudut   kota. Aksi-aksi demontrasi itu menyebabkan reaksi represif dari para penguasa, sampai akhirnya   terjadi tragedi peluru “nyasar” yang membunuh tunas-tunas muda . Tunas-tunas bangsa yang seharusnya menjadi pewaris negeri. Situasi semakin kelam. Siang itu gerakan massa bergerak ke jalan-jalan. Gerakan massa menuju pusat-pusat pertokoan. Entah siapa yang memulai, akhirnya massa seakan berlomba mencari kesempatan, menyerbu toko-toko, dan perumahan-perumahan. Terjadilah aksi massa jarah-menjarah. Yang tidak kebagian jarahan, melampiaskan kemarahan dengan menghujani toko dan bangunan di sekitarnya dengan batu dari berbagai

Puisi 60 Kisah Indonesia

MASIH SIBUK SENDIRI Indonesia adalah negara yang besar dari segi luas wilayahnya, siapapun tahu itu. Indonesia adalah negara yang kaya dari sumber alamya, dunia mengakui itu Indonesia adalah bangsa yang besar dari segi jumlah penduduknya, itu pun pasti Indonesia adalah bangsa yang beragam etnis, agama, kebudayaan, itu juga pasti Indonesia sangat berpotensi menjadi negara yang disegani, itu juga harus diakui. Oleh karenanya Indonesia mampu membuat iri bangsa lain sebab potensi kekayaan alam, budaya, jumlah penduduknya memang demikian! Namun senyatanya, sampai saat ini Indonesia masih menjadi negara yang patut dikasihani, dan bangsa Indonesia masih mengadapi kenyataan sebagai bangsa yang tertinggal. Bagaimana tidak? Jika bangsa lain berpacu menumbuhkan ekonomi, Indonesia masih berkutat siapa yang harus menjadi penguasa. Jika bangsa lain sudah mampu menjelajah dalamnya lautan, Indonesia masih sibuk mengamankan lautnya. Jika bangsa lain sudah menjelajah angkasa luar, Indon