Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Puisi 59. Semangat Pagi

SEMANGAT INDONESIA Indonesia, Negara kita Indonesia, Bangsa kita Indonesia, sangat kaya Indonesia, beradab dan berbudaya Indonesia, penuh warna Kita adalah satu kita punya bahasa pemersatu nusa kita beribu-ribu kita adalah bangsa yang Bhinneka Semangat bersatu perlu saling menghargai saling mengerti saling memberi untuk satu bangsa yang Bhinneka Semangat Indonesia adalah semangat jaya. (vic) JUNI 1945 Semangat Perjuangan para pendiri bangsa terus berkobar bagaimana menyatukan serpihan nusantara semangat membangun terus dikumandang: Satu nusa Satu bangsa Satu bahasa Juni empat lima, rumusan sakti pengikat bangsa terpatri dalam sanubari rumusan yang mengikat sendi-sendi bangsa Bhinneka Nusantara menjadi Indonesia Pancasila menyusup dalam setiap jiwa manusia Indonesia Pancasila jiwa kita Pancasila dasar kita Pancasila pemersatu kita Pancasila jaminan kita Pancasila adalah kita. (vic) JANGAN TAKUT Kalau ada yang tidak lagi memilih Pancasila, b

Cerita 18. Tetap Saudara

BEDA HALUAN TETAPI TETAP SAUDARA Aku panggil kakakku ini mbak Sisil. Namanya Cicilia. Orangnya kecil, tetapi bersemangat besar. Buktinya, dialah kakakku yang berani menyatakan keinginannya untuk menjadi guru. Untuk mewujukan cita-citanya itu, mbak Sisil harus bersekolah di kota yang jaraknya 23 km dari dusun kami. Pada saat itu, tentuknya jarak sedemikian jauh itu tidak bisa dilaju setiap hari. Mbak Sisilpun terpaksa menyewa kamar kos di kota kabupaten sebelah timur kota Yogyakarta. Ya, mbak Sisil adalah kakakku yang pemberani! Setelah lulus dari SPG, mbak Sisil merantau ke kota kecil di Jawa Tengah, tepatnya kota Salatiga. Di kota kecil ini, mbak Sisil mencoba menatap masa depannya. Ia menjadi guru honorer di sana. Setelah melalui penantian beberapa lama, mbak Sisil mendapatkan panggilan dari dinas pendidikan untuk mengabdikan dirinya menjadi seorang guru sekolah dasar di desa   kecil di sebelah timur kota Semarang. Dan kakakku itupun dengan senang hati berpindah ke desa te

Puisi 58. INDONESIA

KITA ADALAH SATU (INDONESIA DAN PANCA SILA) Apapun agama yang kita anut Apapun keyakinan yang kita pegang Kita adalah satu bangsa, bangsa Indonesia Hendaknya janganlah kita merasa berbeda atau juga harus membeda-bedakan karena sejatinya kita adalah Satu Satu Bangsa,-Bangsa Indonesia: Kamu Islam, Indonesia Kamu Katolik, Indonesia Kamu Kristen, Indonesia Kamu Budha, Indonesia Kamu Hindu, Indonesia Kamu Kong Hu Cu, Indonesia Kamu Kejawen, juga Indonesia Kepercayaan apapun, yang penting kamu percaya zat yang maha Tinggi, kamu adalah Tetap Indonesia Kamu Indonesia, kamu percaya Tuhan Kamu Indonesia, kamu adalah manusia Nusantara Kamu Indonesia, seharusnya adalah manusia yang mampu bersikap adil Dan kamu adalah penghuni negara besar, yang seharusnya memiliki adap Hargai perbedaan yang ada     Suku kita beda     Agama kita beda     Bahasa kita beda     Makanan kita bisa beda     Adat kita beda-beda Tetapi kita adalah Satu Satu

Cerita 17 Pilar Negara

PANCA SILA SEBAGAI PILAR NEGARA Negara itu ibarat sebuah bangunan. Haruslah kokoh agar tidak mudah goyah oleh hembusan angin, badai sekalipun. Agar tidak mudah roboh oleh gempuran ombak, Tsunami sekalipun. Oleh karena itu, negara harus dibangun dengan dasar yang sungguh kuat. Indonesia adalah sebuah negara yang berdiri di atas landasan laut dan pulau-pulau. Di dalamnya ada berbagai keragaman suku, budaya, Bahasa, dan adat-istiadat. Keberagaman yang mendatangkan potensi,- potensi untuk menjadi besar, bisa juga sebuah potensi untuk terpecah dan tercabik-cabik. Sejak awal, para pendahulu bangsa menyadari betapa Indonesia,-yang dahulunya dikenal sebagai Nusantara, adalah bangsa yang berwarna. Paduan pelangi yang indah! Mozaik yang gemerlap oleh cahaya mentari katulistiwa. Agar pelangi ini tetap berbinar, haruslah dijaga dengan rasa kebersamaan nan ikhlas. Saling menghargai, saling menghormati, dan saling merangkul sebagai sebuah keluarga besar. Bukan lagi sebagi aku, buk