PUISI 12 Tak Berubah
Tak Berubah
Memang
terasa enak tak bergerak
terasa
empuk di tempat duduk
bak
tidur di kasur empuk
memadang
hidup seringan kerupuk
anggap
semua sudah nyaman
dan
bertanya deras, buat apa harus berubah?
yang dulu
dirasa sudah paling baku
yang dulu
tak perlu tenaga baru
yang dulu
sudah cukup
lalu
bertanya keras, buat apa yang baru?
Namun
jaman terus bergerak maju
persoalan
hidup terus menderu
tak mau
berubah akan tergerus arus perubahan
tak mau
berupah pasti kalah
tak mau
berubah tentu payah
tak mau
berubah saatnya jadi pecundang
tak mau
berubah ibarat kanker ganas
yang siap
menghapus diri dari peredaran jaman
Tetapi
untuk berubah memang diperlukan niat kuat
dan tenaga
yang dahsyat!
(vic)
(vic)
Semangat Pagi
Malam sudah
berlalu
Segala
mimpi indah maupun yang kurang indah juga telah berlalu
Mentari
sudah tersenyum
Mentari
sudah memberi hangatnya cinta
Udara
semilir membawa ucapan sapa
Selamat
pagi
Dunia dan
segenap rayuannya
Sudah
menanti kedatangan
Tinggal pilihan
dijatuhkan
Kepada
mana yang menjadi tujuan
Semangat
pagi terus digaungkan
Semangat
pagi tetap dipegang teguh
Agar badan
tak merasakan jenuh
Menelusuri
jalanhidup
Untuk
sepanjang kesempatan
Iman
janganlah ditinggalkan
Tetapi
tetaplah memberi kekuatan.
(vic)
(vic)
Maaf ya ...
Sebenarnya
bukan maksudku menyakitimu
Tapi apa
daya ternyata kamu tersakiti
Sebenarnya
aku tak bermaksud menyusahkanmu
Tapi
nyatanya kamu merasakan susah
Oleh
karena itu aku hanya bisa berkata
Maaf ,
maaf, sekali lagi maaf
Orang lain
mungkin saja menilai apa gunanya maaf
Tapi
bagiku, hanya kata maaf itu yang bisa kusampaikan
Maaf ya
Lain kali
aku pasti berupaya
Untuk
tidak membuat kamu tersakiti
Untuk
membuat kamu tidak merasakan susah.
(vic)
(vic)
Sirik Tanda Tak
Banyak
yang tidak suka orang lain lebih dari,
banyak
yang tidak suka karena dirinya tak mampu,
banyak
yang maunya diri adalah pemenang,
jika
terpaksa tidak menang, yang lain harus tetaplah pecundang
Laku
sirik menjadi senjata ,
kata pedas
jadi upaya kelihatan pintar,
kata keras
kepada yang lain supaya jadi bintang tenar
Tipu-tipu,
senyum sinis, tatap tajam
menusuk
dari belakang adalah kegembiraan
inginkan
sang lawan tak sempat berkembang
tampilkan
diri terdepan seraya berteriak
kamu cuma
kampungan!
kamu Cuma
bocah ingusan!
Tak punya
nyali cuma bualan
untuk
menghindar dan sembunyi di balik kelemahan
sirik jadi
ungkapan sekaligus pula sebuah harapan
agar diri
semakin berkibar
tanpa
pedulikan suara hati dalam keadaan mencekam.
(vic)
(vic)
Terpeleset
Siapapun pasti
paham
jatuh
terpeleset itu bisa menyakitkan
bisa juga
memalukan
Maka orang
bijak berkata
hendaknya
berhati-hati supaya tak terpeleset jatuh!
Nyatanya
masih saja ada yang terpeleset:
terpeleset
oleh perkataan
terpeleset
oleh keangkuhan
terpeleset
oleh janji palsu
terpeleset
oleh pencitraan
dan
terpeleset karena sekedar harta benda
Sang pemimpin
pun dapat jatuh oleh licinnya has art nafsu
Terbelenggu
serakah, hedonism, serta hilang ragu
Terbelenggu
oleh gelapnya waktu
Terbelenggu
oleh silaunya keinginan
lupa siapa
dirinya
lupa akan
akibat di masa depan
lupa kalau
diri ini dapat jatuh dan malu
Sungguh,
terpeleset itu menanggung malu! (vic)
AKU DAN KAMU
Aku masih
ingat saat itu
saat itu hujan
di sore hari
kita duduk
di beranda rumahmu
dan hujan
rintik itu menjadi saksi bisu
ketika aku
menyatakan cinta padamu
Aku masih
ingat
kata yang
kau ucapkan di sampingku
bahwa kamu
juga mau menjadi pacarku
dan rintik
hujan menjadi saksi
sejarah menyatunya
dua pribadi
janji
untuk setia melalui lorong waktu
Aku juga
masih ingat
sesungguhnya
aku memang mencarimu
dari
sekian bunga di kampung itu
hanya kamu
yang mengisi relung hati ini
Dan,
kini kita
masih satu
menelusuri
jalan hidup bersama anak-anak kita.
(vic)
(vic)
Komentar
Posting Komentar