KALO EGO

KALO EGO LEBIH KE DEPAN

Sebenarnya sangat indah ketika sesama manusia saling mengasihi, saling menghormati, dan saling peduli. Dengan saling mengasihi tidak akan ada perselisihan, tidak akan hadir sikap saling benci, dan juga tidak akan ada lagi sikap saling meniadakan. Dengan saling menghormati, semua akan merasa nyaman, damai, dan bahagia tanpa kecemasan. Dengan saling peduli, semua masalah akan dapat diselesaikan tanpa basa-basi. Tidak akan ada lagi manusia yang tersingkir, atau merasa sendirian.

Namun apa jadinya ketika saling mengasihi itu lenyap? Apa jadinya saling mengormati itu lenyap? Dan apa jadinya kalau saling peduli itu menguap? Yang ada hanyalah saling curiga, saling mencerca, saling membeci, bahkan saling membunuh. Yang ada hanyalah sikap arogansi yang menjadikan diri sendiri atau kelompok sendiri sebagai satu-satunya yang berhak atas hidup di muka bumi. KACAU!

Lebih kacau lagi sebab rasa permusuhan, rasa kebencian, dan kehendak untuk menyerang biasanya muncul dari sekolompok yang memiliki keunggulan jumlah alias mayoritas. Telah terjadi penindasan, intimidasi, pengusiran terhadap pihak-pihak minoritas yang keberadaannya sangat lemah, tanpa mampu membela diri.

Sejarah sudah memberi bukti, betapa sengsaranya orang-orang Palestina, betapa tersiksanya para pengungsi Rohingya, atau betapa menderitanya manusia perahu Vietnam dahulu! Dari dalam negeri juga tidak kalah terpuruknya kelompok yang menjadi public enemy bagi yang mayoritas karena masalah perbedaan keyakinan atau perbedaan pandangan.

Kalau ego sudah menjadi lebih ke depan, sasama manusia tidak lagi dianggap ada. Yang tersisa hanyalah fatamorgana, atau sekedar bayangan hantu tak bermakna!

Ayolah kita sadari...
Tuhan mencipta segala makhluk dengan berbeda-beda.
Tuhan mencipta keindahan dengan kasih surgawiNya.

Mari hilangkan syak wasangka,
mari hilangkan nafsu egositis,
agar dunia berwarna seindah pelangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL