SEKEPING KISAH
Terus terang, saya tidak memilih
Prabowo dalam setiap pemilu yang diikuti oleh Prabowo Subianto sebagai salah
satu kontestan. Dalam benak saya, ada kontestan lain yang lebih baik. Termasuk
untuk pemilu di tahun 2024 ini di mana Prabowo sebagai calon presiden berpasangan
dengan cah Solo bernama Gibran Samsul Raka.
Dalam sekian banyak kesempatan
pemilu itu, calon presiden dan wakil presiden pilihan saya berhasil dinobatkan
secara sah sebagai orang nomor satu dan orang nomor dua di Negara Indonesia
dengan masa kekuasaannya sampai 2 periode. Namun kali ini, di pemilu 2024
rupanya jagoan saya kalah telak dari Prabowo dan Gibran, walau masih dalam
hitungan cepat melalui survey dari sekian banyak lembaga survey.
Lembaga-lembaga survey ini secara kompak menempatkan pasangan nomor 02 ini menjadi
pemuncak tangga peraih suara.
Keikutsertaan Prabowo dalam
setiap kontestasi pada setiap pemilu menandakan Prabowo sebagai orang yang ngeyelan!
Tidak mudah menyerah! Atau dapat juga dijuluki sebagai manusia penuh ambisi.
Pokoke kudu dadi presiden. Entah apa yang ada di benak Prabowo.
Tetapi bagaimana pun, tetap harus
saya sampaikan salut kepada Prabowo. Dengan segala keberanian dan strateginya,
ia merapat ke kubu Joko Widodo sang rival berat dalam 2 pemilu. Bahkan, pada
masa kekuasaan Joko Widodo, Prabowo sang pensiunan Letnan Jendral Angkatan Darat
ini bersedia menjadi menteri pertahanan di kabinet. Keberanian Prabowo untuk
merapat atas nama rekonsiliasi ini tentu mengandung risiko teriakan kecewa para
pengusungnya, dan juga keheranan dari pihak lawan politiknya.
Strategi Prabowo merapat ke kabinet
Joko Widodo rupanya berhasil membuka jalan Prabowo menuju kursi orang nomor
satu di negeri ini untuk periode 2024-2029. Semoga 50 % suara orang Indonesia
dapat menjadi alasan kuat Prabowo untuk bekerja sampai titik darah
penghabisan, seperti yang sering dikatakannya termasuk di saat berdebat dengan
calon presiden 01 dan 03.” Saya siapa mati untuk negeri ini, mas Aniiiissssss….!”
Dari berbagai analisis
pengamatan, puncak keberhasilan meraih suara lebih dari 50% itu terdorong oleh
migrasi suara dari loyalis Joko Widodo ke Prabowo. Apalagi, sang penguasa
kandang banteng meneriakkan slogan-slogan bernuansa arogan,”mereka pasti kalah….!”.
“ Kalau kita menang. Gampang mengurus Joko Widodo mau diapakan saja”!
Rupanya arogansi penguasa dari
kandang banteng ini akhirnya terkena slepetan sarung para wong cilik yang sudah
mulai bosan. Dan yang terkena slepetan tidak saja kubu 03, melainkan juga kubu
01! Dan akhirnya kubu 02 siap-siap menuju istana, sambil diteriaki oleh yang
masih kecewa: Curang!
Komentar
Posting Komentar