BERANI MENANG MENOLAK KALAH

 

Dulu, masih jelas dalam ingatan bagaimana cara orang tua membujuk anak kecil yang menangis karena terjatuh saat berjalan atau bermain bersama teman sebayanya. Orang tua atau pengasuh biasanya akan mencari cara dengan pura-pura memukul kodok sembari berkata diam nak, kodok nakalnya sudah ibu pukul. Apa yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak tersebut biasanya memang membuat si anak berhenti menangis, dan lalu bermain kembali bersama teman-teman sebayanya.

Barang kali pengalaman masa kecil itulah yang menyebabkan banyak orang cenderung menyalahkan pihak lain ketika terjadi peristiwa yang tidak mengenakkan. Barang kali pengalaman itu juga berdampak bagi sikap dan perilaku para kontestan pemilu belakangan ini. Banyak caleg gagal yang merasa dirugikan oleh pihak lawan, atau penguasa yang memihak, atau karena kerugian akibat sistem pemilu. Para caleg gagal itu selalu berteriak: Kalian CURANG!

Rupanya caleg atau capres-cawapres hanya mau menang, tidak siap kalah. Lalu berbagai upaya dilakukan untuk berusaha menahan kemenangan lawannya, kalau bisa membatalkan hasil coblosan yang sudah diberikan  oleh rakyat.

SIkap munafik juga diperlihatkan. Kala hasil survey menunjukkan kemenangan bagi dirinya maka serta merta diterimanya sembari memojokkan lawan yang kalah. Namun mana kala hasil survey menunjukan kekalahan, dengan serta merta ditolaknya: semua lembaga survey bohong! Ada juga yang jumawa, “memang kalian percaya suara saya segitu?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL