Puisi 61. Saling

PERLU SALING

Hai pemimpin.... di tanganmu nasib sebuah bangsa!
dibutuhkan tangan dinginmu untuk menumbuhkan bibit kemanusian
ditangamulah nasib seluruh umat...
jangan biarlah hujan dan badai melunturkan semangat kepemimpinanmu

Saling peduli,
saling menghormati,
dang saling percaya adalah pupuk surgawi
agar tercapai damai di hati, damai di bumi!

Seorang pemimpin seyogyanya bersikap dan bertindak terhormat ,
Seorang pemimpin  semestinya melindungi, bukan mengancam,
menyejukkan, bukan justru membakar dendam
membina peradaban, bukan justru menghancurkannya.
Seorang pemimpin harus berdiri paling depan, bukan justru berlari paling cepat hanya untuk berlindung di balik fanatisme pengikut yang setia  membabi buta.

Hai pemimpin,
jika kamu sudah terlanjur lari...
segeralah kembali!

Jika kamu terlanjut bertindak pecundang....
segeralah bersikap sebagai pemenang,
jangan cuma jago kandang
sekali berkokok, senyap lalu senyap!


SINDIR, TAK PERLU.

Jangan pada nyinyir, karena nyinyir tak perlu
Jangan saling sindir, karena sindir tidak perlu
jangan pada mangkir, sebab keadilan telah menunggumu
jangan coba mangkir, karena waktu terus memburumu

Sindir, nyinyir, mangkir tak ada harganya!
Sebab menyindir, laku nyinyir, dan mangkir hanya berlaku bagi yang tidak kesatria!


KENAPA HARUS

Kenapa harus saling menyingkirkan?
kita semua kan saudara
tidak baik rasanya saling membenci
sebab itu mematikan hati nurani.

Kenapa harus saling menghujat?
kita semua kan masih sehat,
tidak bijak rasanya saling menghujat
sebab saling menghujat adalah tanda-tanda mental bejat.

Kenapa harus saling sikut?
kenapa harus selalu menghasut?
tidaklah elok saling sikut  dan menghasut,
sebab demikian itu membuat bangsa ini semakin kusut.

Mari kita bersatu,
hilangkan saling cermburu.
hilangkan ragu-ragu untuk bersatu
sebab bersatu kita bisa memajukan bangsa
agar mampu berdiri tegar di depan bangsa-bangsa!

Hiduplah INDONESIA!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL