PUISI 49 TERANG

TERANG PASKAH

Gelap itu beku
gelap itu pilu
gelap itu sakit
gelap itu menjepit
gelap itu morat-marit

Namun gelap itu kini sudah kalah
karena terang tlah terbit
kubur batu sudah tersingkap
hanya cahaya yang terlihat
kain kafan tak lagi mengikat

Paskah Tuhan telah hadir
kelu dan kesah tersingkir
bangkit kehidupan yang baru
dan benderang menyala dalam kalbu. (vic)


VIGILI

Hari ini sungguh terasa sangat sepi
angin pagi yang biasanya bernyanyi sekarang berdiam diri
angin sunyi pagi ini hari ini terdiam beku
karena kemarin sang kematian berlagak pongah
kematian itu berkata nyaring:... Nikmati saja nyeri dan sika
, aku berkuasa!
Kematian itu berteriak: Nikmati saja derita dari si pendusta!

Hari ini sungguh sepi
dingin kubur batu, sedingin harapan sebab cemas ada di kalbu
hanya penyesalan yang tertinggal
kelu.....

Namun, pelan tapi pasti
sinar pagi bergerak semarak
mentari memberikan kasih Sang Illahi
kecemasan itu tergerus pergi

Kini kubur batu tak lagi mampu
tak lagi miliki kuasa belenggu
Sang Kehidupan Bangkit Jaya
menjadi Raja Semesta Alam. (vic)



BUMI

Bumi yang dulu
bumi yang satu
bumi yang dulu
bumi yang tersenyum

Bumi yang sekarang
bumi yang terpanggang
bumi yang sekarang
bumi yang merana

Hijaunya hutan dan gemericik air tak lagi bergulir
tersisa luka di lereng-lereng bukit
isi bumi teraduk tak henti

Bumi sekarang merindukan tanaman
bumi sekarang merindukan ikan
bumi sekarang merindukan belaian

Tegakah kita semakin menyakitinya?
Tegakah kita anak cucuk tak bisa berkata
karena buminya tinggal sebuah kerangka? (vic)


TERBITLAH TERANG

Kartini berkata kaumku masih tidur
Kartini menulis kaumku terpinggir
kartini berjuang semoga nama perempuan mampu terukir

Buah pikir terus menari
di benak yang tetap berusaha
kaumnya akan bersinar
Habis gelap terbitlah sang terang

Kini saatnya menuai
buah-buah yang ranum dari keterbukaan
buah perjuangan tak henti
terang-benderang terus menari
suara alam mampu beryanyi. (vic)


PEREMPUAN

Perempuan adalah ibu negeri
nasib bangsa di tangannya
perempuan sakit, bangsa merana
perempuan tersenyum, dunia bahagia
kaum sejahtera

Pria bukanlah makhluk jumawa
sebab surga di telapak kaki Sang Bunda,yang perempuan adanya
perempuan adalah kehidupan. (vic)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL