PUISI 23 PANAS-PERANG

PERANG

Medan perang sudah dibuat
dari hasrat mengalahkan
medan perang sudah mencuat
mengalahkan akal sehat
medan perang untuk mengutuk
bagi yang dianggap jahat


Perang tak kunjung padam
justru menyala karena hasrat menyengat
perang  semakin kacau
seiring kicau burung hantu
menimbulkan rasa risau
bagi yang mencintai damai

Hasrat perang semakin tinggi
sibuk mencari sasaran tembak
cari lawan yang sudah tidak berdaya.  (vic).


PANAS

Saat ini udara memang panas
karena iklim telah berubah
akibat segelintir manusia berulah

Hijaunya hutan semakin sirna
birunya laut semakin merana
jernihnya air sungai tak lagi ada

Asap tebal mebual ke udara
hitam menderu seiring bunyi mesin
pengap terasa sampai dalamnya tulang
keringat tak lagi berharga

Panas
Panas
Panas

Dunia kian sengsara.   (vic).


HATI YANG PANAS

Hanya sebuah kata
mampu membakar segumpal amarah
hanya sebuah kata
yang diubah sedemikian rupa
tersulut marah terbangkit kesal


Hati panas memang sedang mendera
tak terima bahwa yang beda ternyata ada
hati panas membakar tubuh
limbung tak kenal lagi kepada saudara.  (vic).


TUMBANG

Ini adalah fatwa
bahwa kamu telah menyakiti
ini adalah unjuk rasa
bahwa kamu telah melukai

Ini karena fatwa
maka kamu harus berlari
kami telah menyatakan diri
bahwa kamu telah bersalah

Ini sebuah kemauan
kamu harus pergi
kalau perlu, pergilah ke penjara
agar kamu tak lagi menjadi musuh
yang harus kami tumbangkan

Bisakah sebuah pohon tumbang
hanya karena suara yang menginginkannya tumbang?  (vic).


INGIN

Jika hasrat sudah meninggi
jika nafsu sudah melonjak
yang ada adalah sebuah keinginan

Inginnya yang lain sengsara
inginnya yang lain binasa
inginnya yang beda dilenyapkan
inginnya hanya aku yang berkuasa.   (vic).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL