S1 rasa S2
Saya mengalami situasi kuliah
yang berat di tahun 1985-1991. Ya, saya kuliah selama 6 tahun. Secara teori,
saya terlambat menyelesaikan kuliah selama 2 tahun. Kok bisa? Pada hal saya
termasuk pintar saat sekolah.
Saya berkuliah Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Yogyakarta yang saat ini telah berubah
statusnya menjadi Universitas Negeri Yogyakarta. Setelah lulus SMA di tahun
1985, saya diterima di IKIP Negeri Yogyakarta melalui jalur PMDK (Penelusuran
Minat dan Bakat), artinya diterima tanpa tes, melainkan berdasarkan nilaii
rapor SMA.
Setelah menyelesaikan studi
matakuliah teori dan praktik laboratorium, di semester 9 saya mengikuti program
KKN selama 3 bulan, dan menyelesaikan pembuatan laporan KKN serta ujiannya.
Semester 9 dapat dilalui dengan baik. Di semester-10, saya memutuskan mengikuti
mata kuliah Skripsi dan segera membuat proposal penelitian. Tak terasa, waktu bolak-balik
mengajukan proposal ini memakan waktu 1 semester (wow……!!!). Pak Jokowi yang
bolak-balik 12 kali masih kalah jauh. Kok bisa begitu? Masalahnya adalah bahwa
dosen pembimbing saya sering berada di Bogor untuk menempuh pendidikan S3 di
IPB. Dosen pembimbing ke-2 tidak berani mengambil Keputusan apapun terhadap
proposal saya.
Penelitian skripsi saya pada
akhirnya dapat dilaksanakan. Masalahnya, fasilitas laboratorium di IKIP Negeri
Yogyakarta tidak dapat mendukung. Oleh sebab itu, saya di arahkan untuk
meminjam laboratorium milik Fakultas Pertanian UGM. Nah, mengurus peminjaman
dan pelaksanaan penelitian ini memakan waktu 1 semester (semester-11). Pada
akhirnya, penyusunan skripsi saya selesai, dan berhasil saya pertahankan pada
ujian dengan format seminar ilmiah di Fakultas MIPA IKIP Negeri Yogyakarta.
Saya pun dinyatakan lulus, dan mendapat 2 sertifikat (ASLI): Sertifikat Akta IV
(memiliki kewenangan mengajar sekolah Tingkat SLTA), dan Ijazah Sarjana (dengan
hak menggunakan gelar doktorandus/Drs di depan nama saya).
Catatan: Pada masa itu, di
IKIP Negeri Yogyakarta diberlakukan kebijakan bahwa mahasiswa dapat memilih 2
jalur untuk menyelesaikan kuliah, yaitu Jalur Skripsi, atau Jalur Karya Tulis
non-Sripsi (membuat paper berdasarkan buku referensi).
Komentar
Posting Komentar