BENCANA

ANAK KRAKATAU

Sebagai gunung api dengan status anak , gunung Anak  Krakatau memang menunjukkan perilaku mirip anak-anak, suka rewel, teriak-teriak dan suka merajuk.

Gunung Anak Krakatau baru saja berteriak-teriak, meruntuhkan sebagian dinding yang melongsorkan material gunung ke dasar laut. Akibatnya sungguh luar biasa dan tidak disangka-sangka. Tsunami besar melanda pesisir di sekitarnya. Ke selatan Tsunami menabrak pantai Anyer dan Pesisir Pandeglang. Ke utara melabrak daerah nelayan di pantai Lampung. Akibatnya sungguh menjadi derita kemanusiaan: korban jiwa dan korban harta benda. BENCANA!

Adakah yang salah dengan peristiwa itu?
Tsunaminya bukanlah kesalahan karena merupakan peristiwa alam akibat dari geliat gunung api muda, yang alam sejarahnya berkali-kali mengalami erupsi besar. Tercatat dalam ingatan sejarah di tahun 450 an, 1883 meletus dahsyat mengguncang dunia.

Lalu mengapa bencana itu terasa tiba-tiba?
Barangkali alat deteksi dini bencana tidak lagi berfungsi? Bahkan ada berita bahwa alat itu raib atau tercuri, atau sebagian besar rusak.
Jika keraiban alat deteksi dini itu karena kelalaian dalam merawatnya, maka akibat dari bencana itu adalah kesalahan diri manusia sendiri.

Ah, sampai kapan kelalaian itu terhenti?
Jangan sampai sang bencana datang, dan kita hanya bisa menangis sedih tak terperi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI 57 FITNAH

PUISI 1 Tawuran

PUISI 35 SIAL